Mereka Berbeda
Siswa-siswi kelas 9 yang lulus tahun ini, disebut angkatan Corona. Banyak cerita yang berbeda dengan angkatan-angkatan sebelumnya.
Beberapa tahun belakangan saya dipercayakan menjadi wali kelas 9. Dari sekian angkatan yang telah lulus, angkatan inilah yang lulus paling mengharukan bahkan menyedihkan.
Di semester dua, sekitar pertengahan Maret, mestinya mereka sedang sibuk mengikuti berbagai ujian. Mulai dari Ujian Praktik, Ujian Sekolah, sampai Ujian Nasional. Ternyata hanya Ujian Praktik dan Ujian Sekolah yang sudah terlaksana. Itu pun secara online dari rumah. Padahal berbagai Try Out dan simulasi ujian online sudah mereka laksanakan.
Ujian Nasional ditiadakan. Nilai UN diganti dengan nilai Sidanira yaitu nilai beberapa pelajaran yang diambil dari rapor semester satu sampai semester lima.
Perpisahan sekolah dilaksanakan secara virtual. Karena pelaksanaan kegiatan perpisahan atau tasyakuran kelulusan secara langsung belum diizinkan pemerintah.
Di Jakarta yang paling menghebohkan adalah sistem penerimaan siswa baru Depdiknas. Siswa SD/MI, SMP/MTs yang akan melanjutkan sekolah tidak lagi bersaing melalui nilai UN, tetapi lewat jalur prestasi, jalur afirmasi, jalur zonasi dan jalur mandiri.
Beberapa siswa bisa lulus lewat jalur prestasi non akademiki, tetapi tentunya lebih banyak yg memilih jalur lain, terutama jalur zonasi . Uniknya jalur ini fokusnya lebih ke usia, bukan kedekatan tempat tinggal. Jalur terakhir adalah jalur prestasi akademik, yang dikejar siswa agar bisa masuk sekolah negeri. Tetapi jalur itu pun mengutamakan usia jika terjadi kesamaan prestasi nilai.
Bisa dibayangkan betapa pusingnya orang tua, ketika hari pertama pembukaan pendaftaran SMA, anak-anak mereka sudah berguguran tak bisa lulus di sekolah yg sudah mereka pilih karena kalah usia. Usia siswa lebih muda dari pendaftar- pendaftar lain.
Grup WA orang tua siswa penuh dengan keluhan dan kekecewaan. Apalagi satu hari sebelum jalur zonasi dibuka, wakil gubernur DKI sudah memberi pernyataan bahwa yang dijadikan tolok ukur jalur zonasi adalah kedekatan tempat tinggal. Namun yang terjadi tidak demikian. Ternyata usia yang menjadi patokan. Semakin dewasa usia anak, maka itulah yang bisa lulus.
Hari ini, hari pengumuman jalur zonasi. Orang tua sudah pasrah. Karena di kelas bilingual, kelas yang siswa-siswnya punya prestasi unggul dii sekolah kami MTs Negeri 4 Jakarta, tak satu pun yang lulus di jalur zonasi ini. Memang rata-rata mereka.lahir pada tahun 2005. Sedangkan yang lulus di jalur zonasi siswa kelahiran sejak tahun 2004 atau sebelumnya.
Ada yang masih ingin melanjutkan mendaftar ke jalur terakhir yaitu jalur mandiri, yang akan dilkasanakan tanggal 1-3 Juli 2020. Ada yang sudah pasrah mencari sekolah swasta saja.
Untunglah beberapa siswa sudah ada yang diterima di Madrasah Aliyah Negeri terdekat, dan ada juga yang sejak April sudah diterima di sekolah taruna.
Sebuah kenangan yang luar biasa bagi angkatan yang lulus tahun ini. Juga pengalaman berbeda bagi wali kelas yang telah mendampingi mereka di tahun ini. Begitu juga guru-guru serta orang tua. Semoga kelak mereka menjadi anak-anak yang sukses dan mampu menjawab tantangan zaman.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat... Itu keren
Terima kasih bunda Yully
Terima kasih bunda Yully
Corona dan serba-serbinya ya Bu, lanjutkan!
Siap bunda
Salam kenal ibu,aamiin
Kasiaan , semoga indah pada waktunyaa yaa shalih shalihahnya ibu Yenni:)
Kejadian yang sama di tempat kami....
Covid ya gmn lg? Semangat...
Amiin.
Ambil sisi positif dari covid & buang sisi negatifnya....
Betul Pak Arif
Salam kenal kembali bu Yenti