Pawai MERDEKA
Pawai Merdeka: Seragam, Seremonial, dan Makna yang Terselip
Setiap tahun, ketika Agustus tiba, semangat kemerdekaan terasa di seluruh penjuru negeri. Bendera merah putih berkibar gagah di tiang-tiang rumah, suara drumband memecah pagi, dan jalanan penuh dengan anak-anak yang mengenakan seragam profesi—ada yang menjadi Guru, TNI, polisi, Kesehatan, bahkan wiraswasta. Pawai kemerdekaan, begitu kita menyebutnya. Sebuah tradisi yang meriah, penuh warna, dan tentu saja, sangat “nasionalis.”
Sebagai orang tua, tentu saja saya bangga melihat anak-anak saya ikut ambil bagian dalam perayaan ini. Mereka mengenakan seragam dengan semangat yang berkobar, berjalan tegap mengikuti irama genderang. Ah, betapa mengharukan melihat wajah mereka yang ceria, seolah-olah sedang menapaki jejak para pahlawan yang dahulu memperjuangkan kemerdekaan dengan darah dan air mata. Tapi di tengah-tengah keramaian itu, saya tak bisa menahan diri untuk bertanya: Mampukah anak-anak ini benar-benar memaknai arti kemerdekaan dari pawai seremonial ini?
Mari kita jujur. Pawai kemerdekaan saat ini lebih mirip dengan parade kostum daripada peringatan perjuangan bangsa. Anak-anak memakai seragam profesi dengan bangga, namun apa sebenarnya yang mereka pahami tentang perjuangan yang melatarbelakangi kemerdekaan itu? Apa arti kemerdekaan bagi mereka, di luar seragam dan irama drumband yang bergema di jalanan?
Tentu, ada nilai-nilai yang diajarkan di sekolah tentang perjuangan bangsa, tentang para pahlawan yang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan. Tapi apakah nilai-nilai itu meresap dalam hati mereka? Ataukah pawai kemerdekaan ini hanya sekadar rutinitas tahunan, di mana mereka lebih sibuk memikirkan seragam apa yang akan mereka kenakan dan seberapa keras mereka bisa memukul drum?
Kemerdekaan, sejatinya, bukan hanya tentang mengenang perjuangan masa lalu.Ia adalah warisan yang harus dipahami, dihargai, dan dihidupkan kembali oleh generasi muda. Tapi sayangnya, makna itu seringkali terabaikan di tengah kemeriahan pawai. Ada ironi di sini: kita merayakan kemerdekaan dengan cara yang tampaknya lebih mengutamakan penampilan dan seremonial, daripada benar-benar mengajarkan makna dan tanggung jawab di balik kemerdekaan itu.
Harapan saya, semoga suatu saat nanti, pawai kemerdekaan tidak hanya menjadi ajang parade seragam profesi, tetapi juga menjadi momen di mana generasi muda benar-benar memahami dan menghargai perjuangan yang telah dilalui oleh bangsa ini. Mungkin, di masa depan, pawai akan diisi dengan lebih banyak refleksi, lebih banyak diskusi, dan lebih banyak aksi nyata yang menunjukkan bahwa mereka memahami arti sejati dari kemerdekaan.
Karena kemerdekaan adalah hak yang diperjuangkan dengan susah payah, dan tugas kita adalah memastikan bahwa generasi berikutnya tidak hanya merayakannya, tetapi juga memaknainya dengan sepenuh hati. (Jaya selalu Indonesiaku...ditangan mulah generasi Muda estafet Indonesia ini... Merdeka ❤️)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar