Navigasi Web
Ainul dan Aini Part 15

Ainul dan Aini Part 15

Sanny, Pasca tragedi itu, Ainul hidup sebagai manusia yang tak hanya sabar tapi juga memiliki rasa empati yang kuat. Rupanya keinginan Tuhan untuk memuliakan seorang hamba terkadang harus terlebih dahulu melalui jalan terjal berliku dan penuh rintangan, hingga semakin jelas bagi Tuhan siapa diantara hambanya yang betul-betul membenarkanNya dan siapa yang mendustakanNya. Demikian halnya yang terjadi pada Ainul. Keinginan Tuhan untuk menjadi hamba pilihanNya, harus dilalui dengan keputusasaan cinta akibat perempuan yang dicintainya dan telah dinikahi secara Sirri lepas darinya dan bersuamikan orang lain atas keinginan orang tua.

Jakarta telah menjadi tempat hidupnya yang baru, menjadi surga bersama istrinya yang sangat dicintainya, Tak lain dan tak bukan seorang perempuan cantik dan sholehah "Sanny".

Berawal dari usaha kecil-kecilan, ya ... dari nol, sebuah CV. Hari ini telah menjadi PT yang bekerja di bidang jasa Travelling yang memiliki 4 cabang dengan ratusan karyawan yang rata-rata berasal dari desanya dan teman-temannya masa SMA dulu.

"Mas....!" Sanny mengawali pembicaraan di beranda rumah besar yang dilengkapi dengan mushola, taman, dan garasi mobil yang telah ia perjuangkan bersama-sama istrinya.

"Ya dik...! Apa yang ingin sampean bicarakan?" Ucap Ainul membalas ucapan Sanny.

Sanny seperti biasanya merangkul pundak Ainul dengan penuh kemesraan. Biasanya bagi Ainul ia faham betul bila istrinya ingin meminta sesuatu mesti kemesrannya dinaikkan seratus kali lipat.

Setelah mencium pipi suaminya, Sanny mengiba, "mas Romadhan tahun ini gimana kalau kita Romadhan didesamu? Hitung-hitung sudah dua tahun ini kita tidak mengadakan buka bersama disana. Kita nanti bisa sambil mengakrabkan persaudaraan sesama saudara muslim disana. Kita nanti dapat mendatangkan anak-anak yatim disana lalu kita sisihkan rejeki kita untuk mereka, hitung-hitung untuk membahagiakan mereka saat hari raya idul Fitri. O...ya. jangan lupa juga kita bungkus sekalian untuk fakir miskin disekitar rumah, untuk mbokni, mbok nah, mbok Sur, mbok Yem, yu Painem, yu Jah, yu Kar, yu Maenah, terus yu .....siapa itu?

"Yu Sarmi'....Ainul menyambung pembicaraan istrinya. "Apal tenan sampen dik!"

"Ya paling tidak apa yang kita lakukan adalah sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas segala kenikmatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita selain itu juga untuk tolak balak". Sanny meyakinkan maksudnya.

"Okelah! Habis umroh, kita agendakan pulang kampung. Sekalian riyayan disana. Liwetan, takbiran bareng-bareng Karo konco-konco.

Sanny mengecup pipi suaminya sebagai rasa terimakasih karenanya permintaanya sudah dikabulkan. Lalu Keduanya menuju kalender yang menggantung di dinding beranda rumah itu, menyusun rencana mulia.

"Moga Tuhan meridhoi mas!"

"Amiin......"jawab Ainul.

Keterangan:

Riyayan: berhariraya

Sampean: kamu

Liwetan: memasak bersama

Konco-konco: teman

Bareng: bersama

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post