Senyum Matahari
Suatu malam yang gelap Arni menatap langit yang berpendar bintang. Dia memuji keindahan bintang itu. Sebuah karya Tuhan yang sangat mengagumkan. “Bintang wajahmu begitu indah hiasi langit dan malamku,” kata Arni. Matahari mendengar bisikan Arni hatinya mengecil, menggerutu keluhkan bahawa sungguh senang jadi Bintang dikagumi manusia.
Matahari selama ini hanya mendengar manusia mengeluh karena buat hitam kulitnya. Apalagi para wanita cantik itu setiap dia menyentuh kulitnya mereka selalu marah-marah. Bahkan melindungi tubuhnya agar tak terkena sinarnya. Setelah Bintang berkelana muncul bulan yang menawan. Anak-anak pergi keluar rumah bermain menikmati malam. Mereka senang sekali dengan bulan purnama dan memuji kecantikan Bulan dengan nyanyian mereka. Matahari masgul kenapa Bulan juga dipuji-puji.
Anak-anak tak pernah memujinya karena setiap bangun tidur dibangunkan marah-marah merasa nyaman dan tak ingin matahari terbit bangunkan tidurnya. Tiba-tiba seorang petani yang menjemur padi merindukannya. Berharap matahari bisa keringkan padinya. Hati Matahari yang kebat kebit akhirnya ceria kembali. Sinarnya yang terik sambut senyum para petani menikmati panennya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar