Kenangan Indah di Masjid Terapung Jeddah
Kenangan Indah di Masjid Terapung Jeddah
Oleh : Yayah Rokayah
Saya dan suami mengunjungi Masjid Terapung di Jeddah ini, ketika berkesempatan menunaikan ibadah haji di tahun 2014. Alhamdulillah wa syukrulillah. Kenangan beribadah yang tak terlupa di setiap sudut Kota di tanah suci Mekkah dan Madinah. Ingin rasanya mengulang kembali cerita perjalanan suci demi menunaikan ibadah hanya kepada-Nya. Perjalanan suci ini sebagai hadiah pernikahan kami dari Allah SWT.
Rombongan kami tiba di Masjid ini sesaat adzan ashar telah selesai berkumandang. Kami lalu memasuki mesjid nan megah di pinggir laut merah ini dengan perasaan bahagia dan haru bercampur aduk. Alhamdulillah, Allah SWT telah memudahkan kami untuk singgah di Masjid-masjidnya yang suci selama kami di Kota suci Makkah. Mesjid inilah, masjid kedua yang kami kunjungi setelah Masjidil Haram. Lalu kami mengambil air wudhu dan bergegas mengambil shaf salat untuk menunaikan shalat ashar berjamaah.
Setelah salat ashar, kami berdzikir sebentar. Tak lupa berdo’a untuk keselamatan kami semuanya. Untuk saudara dan sahabat di tanah air, agar suatu saat nanti bisa mengunjungi Mesjid ini. Nama masjid ini sebetulnya Arrahmah. Terletak di Kota Jeddah persis dibangun di pesisir pantai laut merah. Jika air laut pasang, maka tiang masjid ini tidak terlihat, seolah masjid ini mengambang di air,makanya di sebut juga mesjid terapung.
Menurut sumber yang saya kutip dari ihram.co.id menjelaskan bahwa; Jeddah berasal dari bahasa Arab “Jaddah” atau “Jiddah” yang berarti nenek. Konon, nama ini dihubungkan dengan suatu klaim bahwa nenek moyang manusia, Siti Hawa, dikuburkan di daerah ini.
Kota Jeddah adalah sebuah kota metropolitan di Arab Saudi. Kota ini terletak di sebelah pantai timur Laut Merah pada 309 garis BT dan antara 21-289 garis LU, persisnya di daratan rendah pinggir Laut Merah, ±75 km dari Kota Suci Makkah.
Kota ini memiliki dua iklim cuaca, yaitu musim panas dan musim dingin. Musim panas terjadi pada Juni sampai dengan September dengan suhu 35-42 Celsius dan musim dingin terjadi pada November sampai dengan Februari dengan suhu 10-25 Celsius. Secara geografis, kota ini terletak di sebelah pantai timur Laut Merah.
Konon katanya, masjid terapung ini merupakan tanah wakaf seorang janda kaya raya penduduk di sekitar situ. Setelah kematian almarhum suaminya, dia mewakafkan kekayaannya untuk membangun masjid ini. Keindahan masjid dapat dirasakan dengan duduk di sekitar taman yang menjorok ke laut. Masjid ini berukuran sekitar 20 x 30 meter.
Bagian dalam masjid dihias dengan banyak tulisan kaligrafi. Para jamaah haji Indonesia yang berkesempatan city tour dan refreshing di pantai ini tidak melewatkan untuk beribadah shalat di masjid ini.
Bukan hanya Masjid Terapung yang bisa dinikmati, air Laut Merah pun menjadi objek favorit jamaah. Bagi mereka yang penasaran, air laut ternyata tidaklah semerah namanya. Disebut begitu karena terdapat ganggang merah di dalam air laut ini.
Rombongan kami pun, tak melewatkan untuk berfoto bersama di Masjid dan pantai laut merah ini, menjelang magrib. Saat sunset mulai tenggelam. Sungguh indahnya menikmati kebersamaan berdua dengan suami kita, serasa kami berdua tengah berbulan madu untuk yang kedua kalinya. Jika dilihat dari tanggal pernikahan, 16 Zulhijjah adalah hari penikahan kami. Maka pada saat berhaji itu, Allah SWT memberi “hadiah pernikahan” kami yang kesepuluh untuk menunaikan haji ke Baitullah dan mengunjungi tempat-tempat yang indah bersejarah di dua kota suci. Alhamdulillah wa syukrulillah.
#antologiGuruPetualang
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Maasyya Allaah, teringat kenangan musm haji 2014. Terus berkarya Bu, sukses selalu.
alhamdulillah, terimakasih ibu Nur'aina, aamiin, barokalloh