Yatik Septi Wulandari

Merupakan Pengajar Muda di SD Negeri 3 Kalibaru Wetan...

Selengkapnya
Navigasi Web
'Mukenah untuk Ibu' Sebuah Goresan Kenangan di Tahun 2015

'Mukenah untuk Ibu' Sebuah Goresan Kenangan di Tahun 2015

Beberapa tahun telah berlalu, tapi ingatanku tak terhapus oleh waktu. Ku ingat waktu itu aku masih duduk di bangku kuliah semester 5. Diakhir semester ku gunakan waktuku untuk mengejar target setoran tulisanku. Kubuka kalender yang sudah agak usang menandakan tanggal 15 Desember 2015. Masih ada waktu 1 hari untuk menuntaskan deadline artikelku.

Tak terasa 3 jam telah berlalu, kubaca lagi tulisanku yang sudah selesai. Tiba-tiba kuteringan dengan ibuku yang ada dikampung halaman. Beberapa bulan yang lalu dihari idul adha kulihat ibuku sholat menggunakan mukenahnya yang telah usang. Dalam hatiku kuberkata "ibu, aku akan membelikanmu mukena baru untuk menyempurnakan ibadahmu". Sembari kukirim artikelku dan berharap lolos validasi.

6 hari telah berlalu...

Aku mendapatkan pesan dari fakultas bahwasanya artikelku lolos validasi dan aku diminta untuk ke kantor untuk mengambil honor dan jurnal yang memuat tulisanku. Dengan senyum sumringah aku berjalan melewati koridor kampus. Banyak dari mereka yang menyapaku. Kuhela nafasku dalam-dalam. Sembari kuucapkan bismillah kumasuki ruang kantor fakultas. Disana aku sudah ditunggu oleh staf yang mengurusi jurnal fakultas dan prodi. Setelah mendapatkan panggilan dan melakukan tanda tangan pengambilan honor dan jurnal, aku bergegas menelfon ibu di rumah.

"Assalammualaikum, ibuk iki wulan", Kataku

"Waalaikumsalam. Piye nduk? Kapan muleh?",Katanya

"Insyaallah kesok bu. Saiki tas muleh teko kampus", Jwabku

"Ibu, njaluk oleh-oleh opo?", Tanyaku lagi

"Wes rausah nduk. Pokoke muleh slamet", Kataku lagi.

" Iyo bu. Iki alhamdulillah aku duwe rezeki teko nulis artikel kampus bu" Kataku lagi

"Alhamdulillah, ibuk melok seneng nduk".

"Iya wes buk, aku tak muleh nyang asrama sek"

"Iyo wes. Ati-ati".

Kututup telfonku sambil membayangkan senyum manisnya dari kejauhan. Sepulang dari kampus aku mampir ke Roxi Jember untuk membelikan ibu mukenah. Kulihat dan kupilih mukenah putih dengan bordilan warna kuning. Segera kubawa ke kasir dan melakukan pembayaran. Kubuka amplop honorku dari menulis untuk melakukan pembayaran.

Setelah belanja, ku kendarai sepeda motorku menuju asrama putri Al-Musawa. Jam sudsh menunjukkan pukul 16.00 wib dimana aku sudah harus berada di asrama untuk bergabung bersama teman-teman untuk mengaji bersama. Malam telah larut, seturunnya dari mushola aku buka mukenahku dan melihat kantong kresek belanjaanku. Ku ambil kertas kado di atas lemariku dan membungkus mukena yang aku beli tadi, sambil ku titipkan surat untuk ibuku.

Tak terasa air mataku menetes mengenang perjuangan ayah dan ibuku yang berjuang untuk biaya sekolahku dan adikku. Mereka adalah orang yang paling tulus dan ikhlas untuk anak-anaknya. Seribu cara yang kami lakukan untuk membalasnya tak akan sebanding untuk membalas semua perjuangan mereka.

Pagi telah menjelang, bada' sholat subuh kukemasi semua barang-barangku, kebetulan hari ini banyak teman-teman juga yang akan pulang kampung karena menghadapi libur semester. Ku kendari sepedaku dari kota Jember menuju Banyuwangi. Ditengah perjalanan kuterbayang senyum cinta kasih ibuku dirumah. Setelah kurang lebih 1,5 jam perjalanan aku sampai dirumah. Kubuka pintu rumah tetapi aku tak menemukan satu orang pun. Aku coba mencari kerumah nenek yang kebetulan tak jauh dari rumahku. Benar saja kutemukan ibu ada disana sedang menyapu rumah nenekku.

"Assalammualaikum" kataku

"Waalaikumsalam" jawabnya

"Nyoh bu, selamat hari ibu" kataku

"Opo iki nduk?" Tanyanya lagi

"Iki hadiah hari ibu yang aku beli dari honor menulisku" jawabku

Tak terasa air matanya jatuh sambil memeluk dan menciumku

"Terimakasih nduk" katanya

Sambil ku lirik lagi, ibu masih menangis sesegukan.

Ibu Mentik Suhariyati,

Terimakasih atas semua perjuanganmu selama ini yang takkan mampu aku balas dengan apapun di dunia ini. Hanya satu hal yang aku ingin ucapkan kepadamu, aku tak ingin melihat tangis diwajahmu, akan kuusahakan semua yang engkau mau selama aku masih bisa menggapainya.

Sayang dan cinta dari anakmu yang selalu mencintaimu

~Yatik Septi Wulandari

Nb: Tulisan ini merupakan goresan kenanganku dihari ibu di tahun 2015

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post