MONG TINEMONG
#TantanganGurusiana
#TantanganHariKe-7
MONG TINEMONG
“wong urip kuwi kudu iso mong tinemong nduk,” begitu kata si mbah ku dulu saat aku masih kecil. Kalimat itu selalu ku ingat samapi sekarang sebagai pengendali diri. Mong tinemong merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berasal dari kata momong. Momong berarti mengasuh atau menjaga, yang biasanya identik dengan mengasuh anak kecil.
Mong tinemong berarti saling menjaga. Kalimat itu masih saja diucapkan oleh si mbah ketika aku menikah, kemudian tinggal bersama mertua. Aku menyimpulkan bahwa kalimat itu memang sangat penting dan penuh makna.”mong tinemong kuwi saling njogo, kudu saling ngerti satu sama lain.” Jelas si mbah waktu itu. Dan itu benar-benar selalu saya ingat.
Kalimat tersebut, sering ku ingat kembali saat aku merasa kesal, marah dan kecewa terdahap orang lain, dan tentunya ketika sudah hilang rasa marahnya. Kalau sudah marah tentunya setan yang berkuasa terhadap ucapan dan tindakan. Astaghfirullah hal’adzim. Semoga Gusti Allah mengampuni.
Di jaman sekarang, banyak sekali orang yang saling mengumpat, sindir menyindir, nyinyir , menghina dan bahkan ajakan ujaran kebencian dengan begitu mudahnya memalui media sosial. misalnya Orang yang suka memfoto makanan dan membagikannya di sosial media dikatakan orang yang tidak pernah makan enak, orang yang sering membagikan foto-foto liburan dianggap pamer dan sombong, ada orang yang baru belajar menulis diolok-olok dan dinyinyiri, dibillang “tulisan kayak gitu aja, anak kecil juga bisa”, orang menyampaikan pendapat dianggap sok pintar, orang diam dianggap sok cool, ada orang tanya dianggap kepo dan banyak lagi yang lainnya.
Menurut saya, saatnya mong tinemong ini harus diterapkan sekarang. Momong atau saling menjaga kehidupan di media social dan nyata, karena efeknya sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita. Ada orang yang membagikan foto makanan atau pun share foto liburan atau bahkan foto selfie dengan berbagai macam gaya, sudah biarkan saja.mungkin itu cara mereka bahagia. Apa salahnya kita membahagiakan orang lain yang ingin bahagia dengan cara mereka masing-masing, tho semua itu tidak akan berpengaruh dan mengganggu terhadap kehidupan kita.
Kita saling menjaga perasaan masing-masing, menjaga kehidupan masing-masing. Kalau kita tidak cocok dengan cara orang lain untuk bahagia, ya sudah kita tidak usah mengikutinya. Tapi lantas jangan menganggap cara yang dipilih orang lain itu salah karena tidak sama dengan cara kita. Senyumin saja, asalkan tidak merugikan orang lain dan berusaha berpikir positif. Setiap orang mempunyai alasan masing-masing ketika bertindak.
Belajar untuk menjaga dan mengerti memang susah, tidak semudah membalikan telapak tangan. Tapi apa salahnya kita tetap berusaha. Semua memang membutuhkan proses, dengan cara dan waktu yang tidak bisa ditentukan berapa lama. Yang terpenting selalu kita tanamkan dalam diri untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, demi ketentraman hati. Kata orang, hati yang tentram akan dijauhi dari penyakit fisik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inggih ....
makasih bu
Siyappp
makasih bu mimin