Keponakanmu penghiburku 1
#Tantanganharike63
#suarahatimurni
"Ibuk ingat pesan udak Aam (adek ayah), Ibuk gak boleh makan sembarangan, harus jaga pola makan!"
Begitu keponakanmu mengingatkanku kalau aku mulai makan tak teratur, seperti ia dihadirkan menggantikan cerewetmu.
"Ibuk jangan makan mie mie aja, udak kan udah almarhum!"
"Terus?"
Aku masih fokus membawa motor, sore itu pulang dari pusaramu.
"Jadi Ibuk yang gantikan kerjaan udak, makanya Ibuk jaga pola makan, udak kan udah pesan gitu sama Ibuk!"
Aku sering terharu dengan perhatian bocah ini.
"Ibuk kok nggak makan2, ingat loh pesan udak, jaga pola makan!"
Matanya akan melotot melihat ke arahku, tapi bibirnya tersenyum. Dua hari ini kami tak bertemu.
Aku tersenyum.
"Ibuk puasa loh Mbak!" kata adek iparmu.
Kalau dia sudah bicara, mana ada titiknya, gadis kecil ini yang menemaniku tidur, bercerita, memecah sunyi yang semakin terasa.
"Ibuk kok lebih parah nangisnya hari ini, kemaren-kemaren nangis biasa aja, tapi ini kok lama kali?"
Dia protes, mungkin terlalu lama menungguku dari pusaramu.
Biasanya aku menjawabnya dengan senyuman saja, atau kalimat singkat, masa, oooo, terus. Dia sudah senang.
"Ibuk nanti nikah lagi nggak?"
Entah dari mana pertanyaan itu dia dapatkan.
"Kalau ada yang kayak udak aam, wajahnya, baiknya, suaranya semuanyalah."
Pembicaraan menjelang tidur. sesi curhat antara Ibuk dan keponakan.
"Ada, mau Ibuk?"
Wajahnya berbinar.
"Boleh, dimana Mbak?"
kau taukan jika dia tidak direspon, bisa merajuk setengah harian.
"Di akhiratlah nanti, udak kan nunggu Ibuk disana!"
Jlebb...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, cerita yang asyik Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Puistis sekali bun...salam literasi