Dr. Hj. Yanti Dasrita, M.Si

Kepala SMAN 2 Tambang Kab. Kampar Prov. Riau; Penilai AK Jabfung Guru Provinsi Riau; Pengurus MKKS Kampar; AKSI; Pegiat Literasi Kampar; Pengurus Ikatan Pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENASARAN berending ALHAMDULILLAH

Penasaran, bagaimana ya cara dan rasanya? Antara iya dan tidak, apakah pake travel atau kereta. Namun, setelah bebenahnya usai, saya belum juga menemukan jawabannya. Akhirnya tepat jam 9.00 WIB, saya meninggalkan kamar 518 Hotel Asrilia menuju reseptionis. Sambil mengembalikan kunci, sayapun minta tolong orderkan taksi.

Taksi datang, drivernya nanya "mau kemana bu?".

Tanpa pikir, saya jawab "stasiun".

Dalam perjalanan menuju stasiun, saya sempatkan berbincang dengan drivernya. Ada perbincangan yang membuat keyakinan bertambah kuat, bahwa apapun yang kita lakukan, semuanya sudah digerakkan oleh Sang Maha Pengatur, Allah SWT.

Sang driver nanya, "ibu, kenapa ibu naik kereta?"

"Pengen nyoba ja", jawab saya seadanya.

"O... kirain ibu dah tau, kalau sekarang, jika pake travel, Bandung-Jakarta macet, ada pembangunan jalan tol lapis dua".

Setiba di stasiun, saya tanya drivernya, "pesan tiketnya dimana ya?". Ternyata dia ga tau. Dengan rasa percaya diri, saya mengayunkan langkah sambil mendorong "bigbag" menuju seseorang yang tadinya saya kira petugas stasiun. Ternyata dia juga tidak tau. Saya melihat ada ruang tunggu yang dipenuhi orang-orang sedang antrian. Namun, di pojok terlihat ada "mesin nomor antrian". Saya coba pencet, keluarlah kertas bertuliskan A058. Mata sayapun jelajatan. Saya perhatikan beberapa layar monitor, tak ditemui kode yang menyerupai kertas yang saya pegang tadi. Penasaran lagi, akhirnya saya mencoba julurkan kepala ke loket paling pinggir.

"Dek, klo mau pesan tiket, dimana ya?". Ibu mau kemana?"

"Jakarta".

"Kapan?".

"Sekarang".

"Hari ini?".

"Ya, hari ini".

"Bisa pinjam KTPnya?"

"O...boleh".

"Berangkatnya nanti jam 11.35 ya bu. Tiketnya 80 rebu".

Petugas loketpun memberikan selembar kertas kecil yang bertuliskan nama, no identitas, nama kereta tumpangan, tempat dan jam keberangkatan, kode boking, no tempat duduk, perkiraan jam tiba serta harga tiket.

Sewaktu menerima kertas "boarding pas" tersebut, saya nanya, "Habis ini ibu harus kemana ya?".

"Nanti jam 11, ibu sudah harus berada di ruang tunggu".

"Klo sekarang ibu kesana, boleh nggak?".

"Ya, boeh dong ibu".

Berjalanlah saya menuju ruang tunggu keberangkatan. Ada beberapa orang yang sudah duduk disana. Saya bertanya lagi kepada seorang anak muda, "kalau ke jakarta, nunggunya disini ya dek?".

"Barangkali begitu bu, kamipun baru sekali ini naik kereta".

"O... sama dong kita".

Beberapa waktu setelahnya, datang seorang ibu, mau duduk di samping saya, tapi terhalang "bigbag" saya.

"Oh maaf, saya pinggirkan dulu ya bu?!", ucap saya sebagai kata pembuka.

"O.. ga pa pa bu, bisa lewat koq saya. Ibu tujuan kemana?", tanyanya.

"Jakarta", jawabku.

"Sudah sering naik kereta", tanyanya lagi.

"Baru kali ini", jawabku malu.

"Sayapun juga baru kali ini, saya mau ke Bekasi. Keretanya sama ga bu?"

Itu ungkapan kegundahan yang tersirat dibincang kami. Saya ingat, sambil nunggu tiket dicetak, tadinya saya sempat bincang dengan petugas loket. "Stasiun berhentinya nanti dimana ja dek?". Saya ingat, dia bilang Cimahi, Bekasi, Jatinegara dan Gambir.

Maka dengan penuh percaya diri, saya jawab "sama bu".

"Alhamdulillah, satu kereta kita ya bu. Mudah-mudahan duduknya juga berdekatan".

Bisa saya lihat tiketnya bu?".

"Oh bisa", ujarnya gembira.

Setelah saya perhatikan, keretanya memang sama, tapi gerbongnya beda.

" Ya, ga pa pa bu, kita bisa bincang-bincang dulu sebelum kereta datang", ujarku.

Dengan penuh semangat, sang ibu bercerita tentang keluarganya. Akhirnya, jam 10.40, terdengar panggilan, bahwa penumpang Argo Parahyangan dipersilakan untuk menaiki kereta. Kamipun berpisah, karena gerbong kami memang berbeda.

Sampai di dalam kereta, saya telusuri sambil perhatikan tempat duduk satu persatu, hingga tiba pada seat number yang saya tuju. Ternyata di seat satunya lagi, sudah duduk seorang anak muda.

"Maaf, ini seat number 6B ya"?

"Ya bu, silakan". Mau saya bantuin taruh tasnya?".

"O... dengan senang hati. Terima kasih".

Kamipun duduk bersebelahan dan mulai bincang. Ternyata sama dengan teman-teman "ngobrol" sebelumnya, yang inipun juga baru pertama kali naik kereta. Dia naik kereta karena jika naik mobil, macet. Bisa ditempuh dalam waktu 6 sampai 7 jam.

Inilah cerita yang tercipta dari Bandung menuju Jakarta. Dari "penasaran" berakhir dengan "alhamdulillah". Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambanya. Dia selalu memberikan petunjuk, walaupun tanpa diminta. Ar-Rahman ar-Rahim.

Argo Parahyangan, 27 September 2017

Penulis adalah peserta Kongres Nasional III AKSI dan alumni Sagusabu Pelalawan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow, reportase yang keren. Alumni Sagusabu memang mantab euy. Gimana ya cara ikutnya?

27 Sep
Balas

Tulusan bapak juga tak kalah keren. Bapak tinggalnya dimana? Bapak bisa gabung dengan kelas sagusabu yang ada di daerah bapak.

27 Sep
Balas



search

New Post