Akhir yang indah

Yani Mulyani

Sejak adanya himbauan dari gubernur DKI untuk bekerja dan belajar dari rumah, maka kegiatan sekolah dilakukan secara daring

Sebagai guru , dalam pembelajaran saya menggunakan aplikasi dalam membantu guru untuk pembelajaran jarak jauh, diantaranya classroom, google croom, meet dan lain-lainnya

Sebagai wali kelas saya selalu menjaga komunikasi dengan siswa dan orang tua murid melalui aplikasi whatsUp. Terkadang muncul rasa rindu untuk siswa kelasku. Wajahnya, sifat manjaya atau yang nakalpun selalu membuat ku rindu.

“ ibu gimana nasib kita? Ujian kita gimana?” tanya Tania saat menelpon saya. “ibu juga belum tahu sayang, belum ada infonya”

Ujian sekolah (US) yang tinggal dua hari lagi dihentikan karena adanya wabah corona. Demikian pula dengan Ujian Nasional juga ditiadakan. Mungkin ini yang membuat siswa bingung bagaimana dengan kelulusan mereka.

“ Selamat pagi yang ganteng dan cantik, semoga semua sehat selalu. Hari ini ada info bahwa ujian sekolah akan dilanjutkan secara online, mohon siapkan diri dan laptopnya , semangat!” saya menyapa siswa kelas melalui wa setelah mendapat info dari sekolah. US akan dilanjutkan secara online ini akan dilaksanakan dua hari .

Siswa harus mengisi kehadiran dan siap mengikuti ujian mulai dari jam 6 pagi. Ujian akan dimulai jam 7 sampai jam 12 . Saya sebagai walas terus memantau siswa yang terlambat bangun, yang belum online karena makan atau ke toilet. Siswa harus melaporkan diri dengan foto.

Akhirnya tiba pengumuman kelulusan. Orang tua siswa diminta hadir ke sekolah untuk menerima hasil kelulusan anaknya, tetap dengan mengikuti atutan protocol Kesehatan

“ibu terima kasih atas bimbingannya salam kangen dari anak saya” kata orangtua saat menerima hasil kelulusan.

Pelepasan siswa kelas XII dilakukan secara daring. Kepala sekolah, wakil, dan beberapa guru melakukan acara pelepasan di sekolah sementara wali kelas, siswa, dan orang tua mengikuti rumah., Acara berlangsung lancar. Meski sedih tidak bertemu langsung namun indah dan penuh kenangan.