Wista dan Wistri bukanlah anak kembar. Mereka anak ke dua dan ke tiga dari 6 bersaudara. Hubungan mereka sangatlah dekat. Mungkin dikarenakan perbedaan jarak usia yg cuma 2 tahun membuat hubungan mereka tak terpisahkan.

Wista dan Wistri mendaftar kuliah DII PGSD UT bersamaan. Lulus bersamaan. Lanjut ke SI PGSD bersamaan. Lulus dan wisuda juga bersamaan.

Setiap bertemu banyak orang, pertanyaan nya selalu sama. Kakaknya yang mana? Atau adeknya yang mana? Saking dekat dan sering bersama serta faktor perbedaan usia yg dekat, banyak orang yg tidak bisa membedakan posisi adek ataupun kakak. Bisakah pembaca menebaknya? Saking bingungnya tutor pembimbing PKP mengingat adek dan kakak ini, dengan menjuluki mereka upin dan ipin.

Banyak cerita kebersamaan wista dan wistri. Wista menemani wistri mengantarkan dagangan kue tetangga untuk mendapatkan upah sebagai uang jajan tambahan saat kami masih duduk di SMA. Saat wista menemani wistri mengantarkan berkas tes CPNS k Bangka Selatan sejauh 60 km menunggangi motor kami berboncengan. Hujan kami berteduh dan besok nya mesti balik lagi mengantar berkas yang kurang. Saat wistri mendorong wista untuk menikmati hidup dengan membeli motor baru. Saat wistri mengajak wista untuk ikut mendaftar kuliah dan banyak cerita lainnya.

Setelah menikah, jarak rumah yg lebih dari 60 km bukanlah penghalang untuk wista dan wistri berkirim kabar. Sedang apa kak? Tanya adek. Dek, masak apa hari ini? Tanya kakak.

Pada saat wistri sakit asma nya kambuh, wistri WA k wista. Jika ALLAH mencabut nyawaku, tolong rawat anak - anakku! Ujar wistri. Untuk soal menitipkan anakpun wistri mempercayai wista. Wista pun mungkin demikian.

Hingga sekarang ikut pelatihan pun wista dan wistri tak terpisahkan. Pelatihan ruangguru, wista dan wistri hadir bersama. Begitu juga pelatihan Sagu Sabu Bangka Tengah ada wista pasti ada wistri.

Hubungan apakah yg terjalin antara wista dan wistri?

Hubungan unik jawabku