#Tantangangurusiana

Tantangan hari ke-26

Lagenaria siceraria

"Assalamualaikum."

Sayup-sayup terdengar suara salam. Pintu pagar diketuk berulang berharap pemilik rumah bisa mendengar. Semenjak banyak diberitakan tentang pencurian, perampokan bahkan sampai ke pembunuhan di berbagai tempat, bu Ira selalu mengunci pintu pagar untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Bu Ira bergegas menuju ruang tamu, setelah terlebih dahulu mencari kerudung yang ditaruh di kursi dekat kulkas untuk dipakai kembali. Terlihat ada dua orang sedang berdiri di depan pintu menunggu pemilik rumah mempersilahkan masuk.

"Waalaikum sallam, maaf mau bertemu dengan siapa ya?, tanya bu Ira. Tipe rumah yang sama membuat orang sering salah saat bertamu di komplek perumahan yang ibu Ira tempati.

"Kami mau bertemu dengan orang tua Rey. Apa betul ini rumahnya?

"Betul bu, silahkan masuk," bu Ira mempersilahkan kedua tamunya masuk. Kedua tamu menaruh bakul berisi sayuran yang tadi berada dalam gendongan di depan pintu.

"Ada apa ya, bu?"

Kedua tamu bercerita bergantian. Mereka pemilik sawah yang ada di belakang perumahan. Sawah tadah hujan milik mereka ditanami labu air yang dibiarkan merambat tanpa para-para dan buahnya tergeletak di pematang sawah. Sudah dua minggu ini, ketika sore hari mereka melihat ada lima anak usia 9 tahunan selalu berada di sawah mereka. Ketika mereka pulang, setiap anak membawa labu air. "Jadi kami kesini, atas informasi bu RT karena salah satu anak tersebut adalah Rey putri ibu," kedua tamu mengakhiri ceritanya.

"Ibu...., selaku orang tua kami mohon maaf atas kesalahan yang dilakukan Rey."

"Iya bu, nggak apa-apa namanya juga anak-anak. Kami ke sini cuma memberi tahu Ibu saja. Kami permisi."

Sebelum mereka pergi, Rey muncul dari dalam rumah. Dengan memakai celana pendek kesukaanya, dia langsung menghampiri ibunya.

"Ma, aku ke rumah Ova dulu ya." "Memang mau apa?" tanya ibu Ira. "Ini Rey anak saya," lanjut ibu Ira memperkenalkan anaknya pada kedua tamunya yang belum beranjak pergi. Mereka tersenyum.

"Aku mau ke sawah lagi, mau menengok labu yang kemarin kami panen," jawab Rey dengan riangnya.

'Lho...memang labunya kamu simpan dimana?"

"Di sawah dekat musholla, Ma. Di atasnya dikasih daun-daun biar cepat matang. Mungkin hari ini sudah ada yang matang, jadi kami akan memakannya bersama-sama," jawab Rey. Kami tersenyum.

"Nak, labu air itu dimasak untuk sayuran bukan matang seperti mangga, jambu, apel atau buah-buahan yang lain. Kemudian, labu itu bukan milik kita tapi milik orang lain. Jadi kita tidak boleh mengambilnya," bu Ira memberikan penjelasan.

"Oh.....!" hanya itu kata yang keluar dari Rey.

"Sekarang, mintalah maaf pada mereka pemilik labu itu!" kata ibu Ira sambil menunjuk ke arah kedua orang pemilik sawah yang berdiri di depannya.

Setelah Rey meminta maaf, kedua orang itupun segera pergi.

Liburan kemarin, Rey diajak kakeknya ke sawah yang ditanami labu air yang sama. Rey ikut memanen dan membagikan labu tersebut ke semua tetangga. Mungkin Rey menganggap labu air boleh diambil siapapun. Bahkan Rey juga tidak tahu bahwa labu air atau yang kesohor dengan nama ilmiah Lagenaria siceraria itu sejenis sayuran dan berbeda dengan buah-buahan lainnya.

Anak-anak memang perlu diberi ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangannya dan manusia membutuhkan ilmu baik untuk tahu maupun untuk tidak tahu.

Jadi manusia harus tahu bahwa dirinya tahu dan harus tahu bahwa dirinya tidak tahu.