GURU DAN MEDIA SOSIAL (WHATSAPP)
Kebebasan akses internet, dan biaya yang murah menjadikan dunia maya menjadi sunia kedua kita. Media social adalah salah satu fasilitas yang banyak ditemukan di dunia maya. Dengan banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah aplikasi Whatsapp yang sudah banyak digunakan oleh semua usia. Whatsapp adalah aplikasi yg berguna untuk saling berkomunikasi dengan siapa saja tanpa batas jarak dan waktu.
Seiring pesatnya perkembangan internet dan teknologi Handphone, Whatsapp saat ini juga sudah digunakan untuk banyak hal. Berbagi cerita aktifitas sehari-hari, melakukan Video Call, bahkan sudah dapat digunakan sebagai media Pembelajaran. Lantas bisakah Guru memanfaatkan ini semua?
Sebagai media pembelajaran, sudah jelas aplikasi ini bermanfaat bagi guru dan siswa. Dalam kondisi Pandemi saat ini menjadikan aplikasi ini banyak digunakan oleh guru dan siswa. Selain karena aplikasi ini mudah untuk digunakan, aplikasi ini juga merupakan aplikasi yang dapat dikatakan sebagai aplikasi yang hampir semua orang gunakan dikarenakan sifatnya yang multi fungsi.
Selain sebagai media pembelajaran yang mudah digunakan. Untuk guru aplikasi ini dapat digunakan untuk memahami karakter siswanya. Karena sebagai seorang guru sudah seharusnya guru dapat memahami karakter murid-muridnya. Maka Aplikasi ini bisa dimanfaatkan untuk lebih mendalami karakter siswa-siswi kita. Beberapa langkah yang harus lakukan antara lain :
Kita mendaftar siswa yang sudah memiliki dan menggunakan Aplikasi Whatsapp. Selanjutnya meminta siswa menyimpan nomor kontak Guru, dan sebaliknya Guru pun menyimpan nomor Kontak Siswa. Membuat grup Kelas dan mewajibkan siswa untuk tidak membisukan fitur story pada aplikasi
Dalam hal ini yang bisa kita perhatikan adalah fitur story/status yang sering dibagikan oleh penggunanya. Fitur story pada WA digunakan oleh penggunanya untuk membagikan story atau cerita aktifitas sehari-harinya. Siswa dalam hal ini juga akan melakukan hal yang sama. Membagikan aktifitas sehari-harinya, habby yang dia sukai, hal-hal yang dia benci dan kadang sering mengungkapkan perasaan senang, sedih, marah yang dia rasakan.
Disinilah peran guru diharapkan untuk bisa lebih memahami karakter muridnya. Sedikit banyak kita mulai bisa membuat penilaian-penilaian yang sesuai dengan karakternya. Membuat program belajar yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajarnya, mengetahui perasaan yang sedang dialami oleh siswa kita sehingga kita bisa menyiapkan program bimbingan konseling yang sesuai, dan lain sebagainya. Guru adalah garda terdepan yang membantu menyusun pondasi karakter siswa. Mau atau tidak, suka atau tidak, guru harus terus siap mengikuti perkembangan IPTEk sehingga guru tidak ketinggalan dan mampu membentuk sebuah program pendidikan yang sesuai dengan siswa masa kini.
Siswa kini adalah siswa milenial, pertanyaannya bisakah guru menjadi guru milenial?inilah tantangan yang dihadapi oleh guru saat ini. Mari kita hadapi tantangan ini, karena jiwa guru adalah jiwa yang ingin selalu dan selalu belajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul, Pak Guru! Sebuah tantangan yang sempat membuat kalang kabut guru tua seusia saya, hehehe....