Navigasi Web
MUTIARA SURGAKU

MUTIARA SURGAKU

MUTIARA SURGAKU

#Menulis Hari ke 4

#MediaGuruIndonesia

#GuruSiana

Di MAN INSAN CENDIKIA SERPONG (MANICS), the queen of math tidak berkutik, dia harus belajar lebih keras lagi, lebih keras lagi, lebih keras lagi karena di sini adalah kumpulan anak-anak terpilih dari seluruh Indonesia …. Aceh sampai Maluku hanya tidak ada dari Papua saja. Entah kenapa, di sini pun di kelas 10 seandainya bisa dia ingin menghilangkan biologi dari daftar jadwal pelajarannya, biologi ….. NO. Jika saya menjenguknya di asrama terkadang temannya suka melaporkan “Tante … DWI diremed lagi biologi”, paling saya menjawab sambil bergurau “tidak masalah …. sekolah tanpa remed itu bagaikan langit tak berbintang". Dari awal masuk MANICS impiannya adalah Arsitektur ITB. Di kelas 11 saya bertanya lagi apa masih ingin ke ARSI ITB ? dia menjawab dengan yakin “iya dong” …. Saya bertanya lagi (hanya untuk sekedar meyakinkan) apa gak ketinggian ? dia menjawab ….. tenaaang Umi ….anak ranking terakhir di sini aja bisa tembus Kedokteran UI. Baiklah kalau begitu …. tapi jangan sampai tinggalkan murojaahnya yaa …. hafalannya terus dijaga yaaa …. Dede menjawab iya dengan mantap di sini juga ada guru Tahfiz kok untuk kegiatan ekstrakurikuler tambahnya. Alhamdulillah ….

Naik kelas 12 semua siswa sudah dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) dan UTBK seluruh materi pembelajaran diselesaikan di kelas 10 dan 11 sehingga kelas 12 fokus menghadapi UN dan UTBK. Sayang sekali ternyata dede tidak termasuk dalam 50% siswa yang berkesempatan untuk SNMPTN. Saya membesarkan hatinya SNMPTN bukan segalanya, yang berkesempatan SNMPTN pun belum tentu diterima. Tetap semangat dede !!! ….. hidup pejuang UTBK !!!. Ternyata ALLAH SWT berkehendak lain, datanglah musibah pandemic covid 19, semua siswa dikarantina di asrama tidak boleh keluar dan tidak boleh ditengok oleh orang tuanya sekalipun, menghindari terpapar virus dari luar karena untuk persiapan UN. Ketika pemerintah memutuskan untuk meniadakan pelaksanaan UN akhirnya semua siswa dipulangkan ke rumah masing-masing. Di rumah, dede belajar sendiri untuk persiapan UTBK yang ternyata disederhanakan hanya diuji TPS padahal di sekolah mereka sudah dipersiapkan dengan SAINTEKnya, putar haluan hanya belajar TPS. Pilihan utama dede tetap keukeuh Arsitektur ITB, walaupun harap-harap cemas sebagai ibu saya hanya bisa mendoakan, meminta kepada Allah SWT memberikan yang terbaik untuknya. Saya bersepakat dengan suami, jika dede tidak lolos UTBK ini, kami akan mengirimnya ke pesantren Tahfiz untuk menuntaskan hafalannya sampai 30 Juz. Dede memang belajar keras, dia tidak mengikuti bimbel karena kondisi lockdown hanya latihan soal secara online dan dari buku-buku yang dibeli online serta mengikuti try out on line yang banyak diselenggarakan sambil tidak lupa tetap menjaga hafalannya dengan murojaah setiap selesai shalat Maghrib dan Subuh. Ketika dipulangkan dari asrama karena covid, Alhamdulillah dia sudah mendapatkan hafalan 11 Juz. Alhamdulillah wa Syukurillah ketika pengumuman UTBK dede dinyatakan diterima sebagai mahasiswi ITB di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK). Dengan kemauan dan tekad yang keras akhirnya dede dapat mewujudkan keinginannya menjadi mahasiswa Arsi ITB. Selama tahun pertama, para maba akan menjalani kuliah bersama di fakultas/sekolah alias Tahap Perkuliahan Bersama (TPB) dan pada saat TPB ini para maba mempelajari mata kuliah dasar, beruntung di SAPPK mata kuliah dasarnya tidak ada biologi, dede mendapatkan mata kuliah matematika, fisika dan kimia. Karena masih dalam wabah covid, perkuliahan pun berlangsung secara on line dari rumah, dan pesan saya pada dede tetap untuk menjaga hafalannya, Alhamdulillah selama masa covid ini di rumah saja hafalannya sudah bertambah menjadi 15 Juz. Semoga hafalannya tetap terjaga dan bertambah menjadi 30 Juz. Jadilah seorang arsitek yang hafizah, aamiin yaa Robbal’alamiin.

Bapak/Ibu …. terkadang kita suka berekspektasi terlalu tinggi dengan anak-anak kita. Dulu ketika mendapatkan anak kedua saya lambat berkembang, saya berpikir ya sudahlah saya harus ikhlas menerimanya, tetap mengajarinya walaupun lambat, tetap menyayanginya, tidak menentukan target terlalu tinggi untuknya dan saya berusaha untuk mengalihkan pada hal-hal yang tidak terlalu kognitif. Ternyata dia hanya dorman, dia mengamati, menyimpan, mempelajari dan memahami setiap hal yang saya ajarkan kepadanya, kemudian ketika tiba saatnya Subhanallah dia melesat sesuai dengan apa yang dia inginkan. Yakinlah pada anak kita, karena mereka juga pasti akan berusaha dan bertekad kuat untuk menggapai apa yang dicita-citakan. Setiap anak adalah istimewa, kita tidak boleh mendorong terlalu keras dan memaksakan keinginan agar mereka menjadi apa yang kita inginkan, kita hanya perlu menjaganya, menyayanginya dan mensupportnya karena kelak mereka akan menjadi mutiara dan cahaya kita di surga.

Mohon maaf ….. saya tidak bermaksud menggurui hanya sekedar berbagi pengalaman.

(Selesai)

Teruntuk bungsuku DWI PUSPITA MAHARANI (SAPPK ITB 2020)

Rangkasbitung, 25 Oktober 2020, jam 18.35

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, ikut senang membacanya bun selamat ya mas atas capaian yg sudah kauterima, suksesnya

25 Oct
Balas

Alhamdulillah .... terima kasih ibu ....itu putri saya bu ....

25 Oct

Luar biasa bu. Salam sukses selalu.

25 Oct
Balas

Terima kasih bu .... aamiin ya Robbal'alamiin

25 Oct



search

New Post