MUTIARA SURGAKU
Mutiara Surgaku
#Menulis hari ke 2
#MediaGuruIndonesia
#GuruSiana
“Umi … sudah beres …. Dede menyadarkan saya, tidak ada yang tertinggal kan ? Dede menggelengkan kepala sambil tersenyum. Ayo kita pulang, “Umi … dede diberi tugas menghafal Surat Al-Ikhlas, Al Falaq dan An Nas tapi dede belum bisa baca Al Qur’an. Deg …. Astagfirullah saya merasa bersalah, anakku sudah kelas 1 SD belum bisa baca Al Qur’an, saya memang baru mengenalkannya buku IQRO. “Ya sudah …. nanti Umi diktekan saja dede ikuti yaa …. “ sampai dede naik kelas 2 dan dede bisa membaca Al Qur’an sendiri. Saya memang sengaja menyekolahkan dede di SDIT selain karena sekolahnya full day, dekat dari rumah dan di sekolah tersebut ada program unggulan pelajaran Tahfiz. Saya menganggap bungsuku ini agak lambat tidak secerdas kakaknya, saya berpikir walaupun mungkin secara akademik tidak terlalu bagus dengan berada di sekolah ini harapan saya dia akan menjadi Hafizah. Terkadang saya bertanya padanya dede, senang gak sekolah di sini ? Dede hanya menganggukan kepala, nggak cape ? (karena dia harus sekolah dari pagi sampai jam 14.00 tidak seperti kebanyakan anak kelas 1 SD yang lain dan dia juga harus datang lebih pagi dari anak-anak yang lain karena dia berangkat sekolah diantar oleh ibunya yang seorang guru yang harus sampai di sekolah tempatnya mengajar sebelum jam 06.45 padahal sekolah dede sendiri masuk jam 07.30, hal ini harus kami jalani karena suami saya bekerja di luar pulau, walhasil dede selalu datang paling pagi, Alhamdulillah ada Pa Satpam sekolah yang selalu menemani karena memang saya tekankan dede tidak boleh ke mana-mana dulu, ke kelas sekalipun sampai ada temannya yang datang). Saya bertanya lagi, dede bisa ngerti yang diajarkan bu guru ? (Saya terus mencecar dia dengan pertanyaan, karena saya khawatir dia tertekan bersekolah di situ) akhirnya dia menjawab menenangkan saya dede gak cape umi, dede juga senang sekolah di sini, teman-teman juga baik, dan dede bisa ngerti yang diajarkan bu guru. Ternyata anggapan dan pikiran saya mengenai dede memang salah, walaupun dalam segi motorik dede terkesan lambat karena memang kelebihan berat badan tapi ternyata secara kognitif dede tidak selambat yang saya pikirkan ….. terbukti dari kelas satu dede selalu mendapat ranking 1 atau 2 atau 3, kata Guru kelasnya DWI diam-diam menghanyutkan, DWI tidak banyak ngomong di kelas cenderung diam …. tapi ternyata dia selalu bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan kalau ulangan selalu dapat nilai bagus terutama pada mata pelajaran matematika dan dia juga sebagai tutor bagi teman-temannya. Padahal di rumah dede tidak pernah belajar, dia akan tertidur sesampainya dirumah. Saya juga tidak mengirimnya ke tempat les, kasihan kapan waktu dia untuk istirahat. Di kelas 4 dia direkrut oleh guru untuk menjadi peserta olimpiade matematika tingkat SD dan berhasil menjadi juara 1 di Tingkat KABUPATEN LEBAK. Dan dede sudah tidak gemuk lagi. Setiap bertemu dengan orang tua teman dede mereka selalu berkomentar DWI sekarang langsing ya ….. mungkin karena capek belajar matematika jawab saya sekenanya. Ketika lulus SD pun dia sebagai lulusan terbaik dengan hafalan Al Qur’an terbanyak yaitu 3 Juz.
(Bersambung)
Rangkasbitung, 23 Oktober 2020, Jam : 11.15
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Cerpennya bu Wiwit.
Terima kasih ya bu Ida yang selalu support ....
Keren bu
Terima kasih bu ....
Barokallah dede
Terima kasih bu Rini ...