Navigasi Web
GEDANG VERSUS GEDANG

GEDANG VERSUS GEDANG

GEDANG VERSUS GEDANG

#Menulis Hari Ke 7

#MediaGuruIndonesia

#GuruSiana

Saya  lahir di Rangkasbitung, kota kecil di Kabupaten Lebak, Provinsi Jawa Barat ketika itu dan sekarang termasuk dalam Propinsi Banten. Ayah berasal dari Jogjakarta dan Ibu berasal dari Klaten, saya anak tertua dari 4 bersaudara, mempunyai 2 adik laki-laki dan 1 adik perempuan. Dari kecil kami terbiasa menggunakan bahasa daerah setempat yaitu bahasa Sunda.

Waktu itu kami masih kecil ketika diajak berlibur ke rumah nenek di Klaten, (Kami menyebutnya Simbah Klaten). Kedatangan kami pun disambut gembira oleh Simbah dan keluarga di sana,  ada Bu’de,  kakak ibu yang sengaja menginap di Klaten untuk menemani. Suatu hari adik laki-laki kedua ku bernama Agus yang berumur sekitar  3 tahunan (saya sendiri sudah lupa persisnya), yang saya ingat waktu itu tingginya belum setinggi meja makan di rumah Simbah yang memang dibuat tinggi, sehingga dia tidak bisa mengambil sendiri apa yang ada di atas meja makan tersebut. Agus melihat Pepaya di atas meja  (kami di Rangkasbitung biasa menyebutnya Gedang), Agus pun memanggil ibu, “Ibu …… Agus mau Gedang” tapi  entah sedang berada dimana ibuku,  yang datang ternyata Bu’de …. Dan Bu’de mengatakan ke Adikku itu …. “Bu’de nggak punya Gedang … Gus”. Si Agus tetep keukeuh …. “Agus mau Gedang” … (sebetulnya dia sambil menunjuk buah yang ada di atas meja makan tapi Bu’de tidak memperhatikannya) dan Bu’deku juga keukeuh bahwa dia tidak punya Gedang, sampai si Agus menangis … Bu’deku bingung.

Mendengar ribut-ribut di dapur akhirnya ibuku datang dan kita semua berkumpul, Bu’de cerita bahwa Agus mau Gedang dan Bu’de  tidak punya Gedang, nanti Bu’de belikan dulu ke pasar ya Gus … Agus jangan menangis terus. “Ndak usah ke Pasar Mbak” kata ibuku pada kakaknya …. Ini loh …. Agus maunya ini …. Ibuku menunjuk Pepaya yang ada di atas meja makan, Bu’de ku bingung  “loh itu kan …. ?”. “Kita di Rangkasbitung, menyebut ini Gedang” ibuku menjelaskan, oaalaaaah ….. Bu’de ku tepok jidad, karena Gedang versi Bu’de ku adalah Pisang. Kami semua tertawa terpingkal-pingkal. He ….. he …… he ……

Gedang  = Pepaya  dan  Gedang  =  Pisang, berbeda tetapi tetap satu…itulah Indonesia.

Rangkasbitung, 28 Oktober 2020; Jam 17.45

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, sesuai dengan hari ini ya Bu, Sumpah Pemuda. Saya baru tahu bahasa Sundanya, saya taunya di bahasa Jawa disebut kates

28 Oct
Balas

Satu bahasa bahasa Indonesia

28 Oct
Balas

Pas dg tema sumpah pemuda. .. Bahasa persatuan Indonesia, "bahasa ibu" tetap terpelihara.

29 Oct
Balas

Satu kata...beda arti...,ada lagi satu kata sunda yang kalo di jawa beda arti juga...yaitu "atos"Keren bu ulasannya....menambah wawasan..salam literasi

29 Oct
Balas

Mantap Gedang jawa versus gedang sunda,

29 Oct
Balas

Iya bu .... salam kenal ibu ...Saya tinggal di Rangkasbitung - Banten di sini menggunakan bahasa sunda, keluarga banyak yang tinggal di Jawa Tengah dan Jogja .... kadang-kadang kalau ngobrol nggak nyambung .... untung ada Bahasa Indonesia ....

28 Oct
Balas



search

New Post