Wiwik Sugiarti

Wiwik Sugiarti, lahir di Sumberpucung, Malang pada 1 Januari 1970. Seorang guru matematika di SMA Negeri 2 Batu, Jawa Timur. Pendidikan S-1 ditempuh di IKIP Neg...

Selengkapnya
Navigasi Web
BLUEFIRE YANG KURINDU

BLUEFIRE YANG KURINDU

Puncak Ijen, kami menujumu. Gerimis terlembut, bercampur kabut, terasa dingin sekali. Jalan menuju puncak becek dan licin, namun semangat tetap menggebu. Jantung berdegup kencang, namun memang inilah yang kucari. Pengetahuan bahwa setiap hari seharusnya berolahraga sering dilewatkan. Tanjakannya tidak terlalu curam, sehingga sesuai juga untuk pendaki seumuran 40 tahun ke atas. Jika kaki terasa pegal dan nafas sudah tersengal, cukuplah istirahat barang lima menit.

Sempat kuatir juga dengan anak-anak. Syukurlah semua tetap baik hingga turun kembali. Inginnya dapat melihat blue fire di tengah malam dan sunrise dari puncak. Namun apa daya pukul 05.30 baru beranjak naik selepas sholat shubuh di Paltuding dengan air wudhu yang super dingin. Kelelahan bermain di pantai hari sebelumnya membutuhkan jeda sebelum ke puncak. Kesiangan tidak menjadi apa, asal semua senang.

Saat naik, para pendaki lain telah banyak yang turun. Banyak pendaki ‘blue eyes’ juga bahkan di antaranya sudah berusia paruh baya. Bagi yang kelelahan, tersedia troli yang dikendalikan seorang lelaki setempat bersepatu boot. Kira-kira setengah jam menuju puncak, kami menjumpai warung kopi. Gerimis lebih deras, membuat kami berhenti sejenak di warung itu. Setelah tenaga pulih, kami lanjutkan perjalanan. Semakin mendekati puncak, pohon semakin jarang hingga akhirnya tida ada pohon sama sekali di puncak. Pandangan ke arah puncak terlihat dataran seakan-akan itulah puncaknya. Namun sesampainya di dataran itu pemandangan yang sama pun terlihat lagi jika melihat ke atas lagi. Ah, fatamorgana pikirku.

Akhirnya sampai juga kami di puncak. Rasa syukur dan takjub melihat kebesaran Allah. Sayangnya rasa kawatir akan gerimis lebih deras lagi membuat kami segera turun. Berdiri di bibir kawah dan menunggunya menampakkan diri. Muncul sebentar, kemudian hilang lagi di balik kabut tebal. Terlihat juga lelaki pencari belerang beku. Dia terlihat kuat memikul belerang kiri kanan.

Cukup puas kami dengan petualangan ini. Ingin ke sana lagi untuk bluefire dan sunrisemu yang belum kujumpa, Puncak Ijen.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pengalaman yang keren. Disajikan dalam tulisan yang enak dan renyah. Senang banget membacanya

30 Jul
Balas

Puncak ijen yang selalu menawan

30 Jul
Balas

Kepengin ikut, Bu. Pengalaman pendakian yang menarik.

30 Jul
Balas

Mendaki? Selalu menarik bahkan di tujuan yang sama, karena pasti ada cerita yang berbeda.

30 Jul
Balas

Terimakasih semuanya... Tulisan sebagai tugas pelatihan menulis Sagusabu di Solo. Harus pas 300 kata..

30 Jul
Balas

Tadabur alam.ingatkan keagungan Tuhan. Sip..

30 Jul
Balas



search

New Post