Puisi (Suamiku imamku)(48)
SUAMIKU, IMAMKU
Pertama bertemu
Degup jantungku berdebar keras
Siapa ya si hitam manis itu?
Kau tundukkan pandangan
Gemericik air hujan
Basahi senja kala itu
Semua jadi saksi
Kau khitbah diriku
Ku terperangah
Siapa si orang asing ini?
Kau tak berani sentuh diriku
Kau belum halal, Dindaku
Tunggu, tunggulah Abang
Kan ku bawa keluargaku
Tuk pinta dirimu
Pada orangtuamu
Pagi nan cerah
Kau datang padaku
Malu-malu kau tatap diriku
Sabar, ya Sayang
Kau bukan muhrimku
Tunggu, tunggulah
Sampai tiba waktunya
Kau ucap janji setia
Gemetar seluruh tubuhmu
Kau genggam erat diriku
Bidadariku, Sayang
Kini kau milikku
Kaulah tulang rusukku
Kaulah pakaianku
Kini...
Empat jundi terlahir dariku
Hasil buah cinta kita
Berpegangan erat
Kayuh bahtera
Sampai akhir hayat
Wiwik Setiandani
Rumpin, 02 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereen bunda puisinya, salam litersi.
Kereen bunda puisinya, salam litersi.