Indahnya Cinta Taaruf

#Tantangan Gurusiana

Tantangan Menulis Hari ke 32

Kang Yadi duduk termenung di kursi batu yang di buat oleh bapakku. Menunggu jawaban pasti dariku tentang lamarannya. Aku diam seribu bahasa. Aku masih bingung menjawab perihal lamaran Kang Yadi. Mak sangat tidak setuju tentang niat Kang Yadi melamarku. Kedatangan Kang Yadi ke rumah di sambut wajah Mak dengan muka masam.

Kang Yadi menjadi salah tingkah. Kang Yadi menunggu jawaban dariku.

"Bagaimana, Neng tentang lamaran Akang. Semua keputusan ada di Neng. Akang menunggu jawaban pasti dari Neng?" tanya Kang Yadi dengan wajah serius.

Wajahnya yang tampan dengan alis tebal dan kulit bersih menambah ketampanan Kang Yadi. Sebagai wanita normal aku sangat mencintainya. Tapi Mak tidak setuju karena Kang Yadi masih kerabat Mak.

Kang Yadi mengeluarkan sesuatu dalam tasnya. Sebuah kitab suci yang sudah sangat lusuh di taruh di meja yang di buat artistik oleh bapak.

"Akang sudah bertanya pada Kiyai dan sholat istikhoroh. Kalau Neng Habibah ada calon istri akang. Nih, kata Mama Ajengan Neng Bibah ada di surat Annur," jelas Kang Yadi penuh semangat sambil menunjukkan surat hasil petunjuk dari Mama Ajengan.

Aku kembali tertunduk. Tidak berani menatap wajah Kang Yadi yang penuh harap. Bagaimana aku mengatannya, pasti Kang Yadi akan sangat kecewa bila aku menolaknya. Sementara aku tahu, Mak tidak setuju bila aku menikah dengan Kang Yadi.

"Bagaimana Bibah?" tanya Kang Yadi padaku.

"Bibah belum bisa mengambil keputusan Kang. Nanti Bibah tanya Mak dan bapak dulu.

Kang Yadi mengembuskan nafas panjang. Dan sangat berharap lamarannya di terima. Ada rasa kecewa terlihat jelas di wajahnya. Kang Yadi tahu kalau Mak tidak merestui hubungan kita. Bagaimana kisah selanjutnya...

Part 1

Bersambung

Wiwik Setiandani

Guru IPS SMPN 1 Rumpin