DIAM-DIAM NAMUN AKHIRNYA? Diam Itu Adalah Emas. Benarkah?
Tantangan Menulis Hari ke-18 14 Februari 2020
Setiap negara mempunyai prediksi yang berbeda-beda tentang maksud diam. Perbedaan pendapat tentang diam mencerminkan budaya negara tersebut. Contohnya orang AS mengatakan bahwa 'ban yang berdecitlah yang mendapat oli'
Sementara di Jepang ada pepatah yang mengatakan bahwa 'pria yang diam adalah orang yang terbaik untuk didengarkan'. "Ketika Anda membutuhkan kata-kata, berarti ada kegagalan untuk saling memahami, sampai untuk memperbaikinya Anda membutuhkan kata-kata," kata Dr Deborah Tannen, profesor linguistik di Georgetown University di AS.
Orang Finlandia yang menghargai privasi, menahan diri dan menjadi pendengar yang baik juga senang duduk dalam diam, merenung dengan pikiran masing-masing, kata Donal Carbaugh, profesor komunikasi di University of Massachusetts Amherst. https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-40921619.
Dan bagaimanakah Diam menurut Islam? Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”
Maksud dari hadits diatas adalah pertama adalah menjaga mulutnya dan yang kedua adalah kemaluannya. Jadi jika kita dapat menjaga keduanya kita akan di jamin masuk surga.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47) http://fimadani.com/diam-emas-apa-maksudnya-dan-apa-saja-keutamaan-diam/
Tidak semua manusia bisa diajak untuk diam, tidak menceritakan aib sendiri, ataupun aib orang lain, namun akhirnya banyak manusia terjerumus dengan kecanggihan teknologi, dan kecerdasan berfikir sulit untuk mendeteksi apakah dia diam atau tidak.
Contohnya guru penulis sekarang lagi buming di dunia maya, kita berlomba-lomba untuk menulis apa yang kita lihat, kita rasakan atau yang dialami orang lain, dan lingkungan di sekitar kita.
Jadi menurut hemat saya kita tidak bisa hanya bisa diam, melihat mendengar atau mengalami sendiri kesenjangan-kesenjangan yang terjadi.
Nah!, bagaimana profesi seseorang memang reporter, tentu orang-orang ini tidak terlepas dari berbicara. Seorang reporter tentu harus tahu etika dalam pekerjaannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa diam adalah emas maksudnya orang yang dapat menjaga hati perasaan maupun perkataannya, adalah orang yang dapat dipercaya.
Tetapi selagi mulut, hati dan tindakan kita tidak melanggar norma-norma agama dan sosial budaya bangsa kita maka kita boleh berbicara secara lisan maupun tulisan. Baik berupa buku, artikel, atau juru bicara dan lain-lain.
Witra Elyusra, M.Pd Guru MIN 3 Padang
#tantanganmenulisgurusianake-18- 14 Februari 20202020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Diam, daripada berbicara buruk bunda, apalagi buruk2in orang. Diam2 menulis kalau kita kan bun??
Org diam itu bisu.. wkwkwkwkw
Dia 2 menghanyutkan, hehe