Ketika hati Memilih bagian 5
Tantangan 365 hari ke 151
***
Kini hera lagi bingung dan galau. Hatinya sedih dan marah, setelah ia mendengar berita tentang mamanya ,Kiran lewat wa dari tantenya. Butir butir halus mengalir deras dipipinya. Ia berusaha menyembunyikan perasaan terhadap anak sulungnya yang tengah berdiri disampingnya. Hera tidak mau putri sulungnya mengetahui keadaan hatinya. Ia berusaha tegar. Selama ini ia telah berusaha menahan untuk tidak menangis dihadapan siapapun.
Kini luka itu kembali menganga. Lima tahun sudah Hera dan adik serta mamanya , Kiran" ditinggal pergi oleh sang ayah. Rasanya tiada maaf atas perlakuan papanya . Pedih itu masih dirasakan Hera. Tumpahkan saja tangis mama , agar lebih baik. Jangan ditahan . Nanti mama sakit, “kata suaminya”. Herapun tak bisa menahan tangisnya. Perasaan benci terhadap papa yang sudah mengecewakan dan hari ini Hera bersedih mendengar berita “ tentang mamanya akan menikah lagi. “ Pa , aku tak mau punya papa tiri . Aku benci papa, Aku benci mama juga, Aku benci papa tiri teriaknya. Suaminya hanya diam dan memeluk Hera.
***
Hera bersaudara bertiga . Ketiganya perempuan. Yang bungsu masih kuliah sedangkan Kemal saudara laki lakinya sudah menikah. Mereka bertiga selama ini memang sangat rukun dan saling membantu. Sejak ditinggal pergi papanya , Kemal lebih dapat menerima kelakuan papanya. Ia lebih kuat pengamalan agamanya. Kemal anaknya patuh dan punya sifat yang tidak mau menyusahkan orang tua. Kemal sangat memahami takdir yang telah ditetapkan Allah terhadap hambanya, karena itu Kemal tidak begitu bersedih akan kelakuan papanya. Walaupun bathinnya tidak bisa menerima perlakuana papanya terhadap mamanya , Kemal selalu menjalin hubungan baik dengan papanya. Berbeda dengan Hera dan Keysa, mereka sangat benci terhadap papanya . Dalam kamus hidupnya tidak ada kata papa tiri maupun ibu tiri. Mereka tidak suka dengan dua kata itu. Dan menantang keras tentang rencana mamanya.
***
Beberapa bulan kemudian berita tentang rencana pernikahan mamanya semangkin gencar dibicarakan oleh keluarga besarnya. Walaupun mamanya sendiri belum menyampaikan secara langsung kepada Hera. Tapi pagi ini , mamanya mengontaknya melalui wa. Mama Hera , tidak berani menyampaikan secara langsung kepada anak anaknya. Karena mamanya mengetahui benar akan sikap Hera dan adiknya yang sudah pasti menentang keinginannya.
Tetapi akhirnya , mama Hera menyampaikan juga keinginan untuk menikah kepada anak anaknya. Melalui chat whatsapp grup yang sengaja dibuat Bu Kiran beranggota ke tiga anaknya. Buk Kiran menyampaikan maksud atau keinginannya untuk menikah lagi. Bu Kiran berupaya menyusun kata kata yang menyentuh anak anaknya agar mendapat restu dari mereka. Berulangkali Bu Kiran merangkai kata namun belum juga kalimat tersusun dengan baik. Sungguh perjuangan yang sangat melelahkan, bisiknya.
***
Keinginan yang disampaikan Bu Kiran kepada anaknya disambut dengan pertentangan keras dari anak anaknya. Hera bersikeras untuk tidak mengizinkan mamanya menikah lagi. Begitu juga dengan Keysa. Mereka menutup pembicaraan dengan sama sama bungkam.
***
Dengan lembut suami Hera membujuknya dengan kata kata yang lembut. Hera tertegun akan apa yang diucapkan suaminya barusan. Hera merasa ada titik terang dalam hatinya, namun keegoisannya mengalahkan semuanya. Hera kembali kepada niatnya tidak merestui mamanya nikah lagi. Ia tidak mau kehilangan mamanya . Ia benci dengan papa tiri. Ia tiadak mau. Hatinya menagis.
***
Hera bingung , dan gundah. Di satu sisi Hera sayang kepada mamanya . Hera ingin membahagiakan mamanya di hari tuanya. Sebenarnya Hera merestui mamnya menikah lagi. Tapi di satu sisi Hera benci yang namanya papa tiri. Ia tak suka itu. Seperti makan buah simalakama. Jika merestui mamanya menikah lagi, berarti mamanya akan bahagia , tetapi hatinya akan sakit karena akan ada yang namanya papa tiri. Hatinya tak sanggup untuk memilih. Namun ia akan berusaha tegar dikala pilihannya akan membahagiakan mamanya.
Batusangkar , 18 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Teima kaih pak Edi dan ibu Samsimar.Tlah mmpir...
Keren. Sangat menawan.
Mantap Bun