Ketika Hati Memilih bagian 4.
Tantangan 365 hari ke 149
***
Hera anak tertua pak Rohman baru saja melahirkan anak keduanya. Si cantik Kania namanya, yang dimaknai oleh Hera dan suaminya sebagai karunia Allah untuk ibu dan ayahnya. Nama yang manis, sama dengan wajah manis dan cantiknya . Kania sangat lucu dan menggemaskan setiap orang yang menjumpainya. Ia selalu mengedip ngedipkan mata dan senyum jika ada suara memanggil namanya. Tak terasa waktu berjalan jika berada di dekatnya. Aura rasa nyaman, senang, dan bahagia yang selalu memancar dari wajah si mungil Kania, menimbulkan energi positif terhadap siapapun yang memandangnya. Kebahagiaan itu begitu lengkap terpancar pada wajah mama papanya, karena semua orang menyambut kehadiran Kania dengan senang dan bahagia.
Kebiasaan sanak saudara adalah setiap ada suka maupun duka yang terjadi dikalangan tetangga ataupun keluarga , maka selalu saling bahu membahu. Apalagi hadirnya seorang yang dirindukan semua orang, tentulah sangat memberi kegembiraan. Karena itu rumah Pak Rohman tak pernah sepi , disebabkan tetangga dan keluarga datang silih berganti menengok sang cucu. Baik tetangga yang dekat maupun yang jauh, sanak dan keluarga memberikan semacam tanda rasa senang berupa kado buat Kania.
Kania mempunyai seorang kakak perempuan yang dipanggil Intan. Intan sudah berumur 7 tahun. Ia anak yang pintar dan sangat manja.Akibatnya mandi, makan dan tidur tidak bisa dilakukan sendiri. Apa saja yang dia mau selalu harus dikabulkan. Kalau tidak Intan akan siap ngambek beberapa jam. Dengan hadirnya Kania adeknya tak mengurangi rasa manjanya kepada mama papanya. Malah sifat manjanya menjadi jadi. bahkan sekarang Intan malah merasa tidak diperhatikan oleh mama papnya lagi. Ia cemburu dan marah terhadap mama papanya karena merasa tidak disayangi lagi. Maklum sajalah , tentu mama papanya akan terbagi perhatiannya kepada sang bayi. Intan nampaknya tidak bisa terima hal itu. Ia belum mengerti sama sekali. Namun Intan tetap anak yang baik dan penurut.
***
Suatu pagi di hari Sabtu, lima tahun yang lalu , peristiwa itu terjadi. Ayah yang mereka cintai pergi dengan istri orang teman waktu SMA dulu. Mereka bertemu karena media sosial. Ayahnya pergi tak berkata apa apa, sebagai pesan terakhir bagi istri dan anaknya. Bagai guruh datang menghantam suasana hati Hera dan kedua adiknya , Kemal dan Trisna. Tsunami Aceh yang dahsyat memporakporandakan sarana dan manusia, tidak lah sebanding dengan keadaan yang menimpa Hera dan adiknya serta mamanya Kiran saat itu. Kecewa, sedih, sakit, benci, dan hancur berkeping rasanya dada ini, tangis Hera dibahu suaminya. Suaminya cuma dapat menyabarkan hera dengan lembut. Tak sepatah kata yang terucap, hanya bathinnya yang berpesan agar Hera tabah serta pelukan hangat yang memberi ketenangan pada Hera.
Semenjak lima tahun itu kebahagiaan sedikit demi sedikit hilang diterpa angin. Kebahagiaan sebuah keluarga yang lengkap terdiri dari ayah, ibu dan anak tak seperti biasa, tak sempurna lagi. Hari demi hari duka itu menguncangkan keluarga besar Bu Kiran dan anak anaknya serta sanak saudara yang lain. Sesuatu yang mustahil akan terjadi, disebabkan keluarga Bu Kiran selama ini baik baik saja. Tak ada permasalahan yang mendasar atau yang rumit. Kalaupun ada hanyalah semacam riak yang bisa diselesaikan dengan baik. Seperti kata orang periuk dengan sendok tentulah sering beradu, namun itulah keunikannya. Begitu pula sebuah keluarga riak dalam keluarga adalah suatu kewajaran. Tak ada sebuah keluarga yang tak punya masalah. Begitu juga keluarga Bu Kiran. Hampir tak pernah mereka bertengkar. Apalagi bermusuhan. Pak Rohman juga orangnya baik dan ramah.
Bu Kiran orangnya baik. Ia ramah pada orang , suka membantu. Ia juga pekerja handal, walaupun ia seorang PNS , tetapi ia tidak suka manja. Ia tak suka diam duduk manis di rumah. Ia sering mengelola perkebunan orang tuannya , karena orang tuanya sudah tak sanggup lagi mengelolanya. Ia juga pintar memasak. Apa saja yang jadi hidangan di meja makan selalu ludes bagi siapa saja yang ikut nimbrung dimeja makan. Karena sangat pintar masak , sering diminta untuk memasak di tempat pesta atau hajatan tetangga.
Kini , rasa pedih akan kehilangan ayah bagi anak anak Pak Rohman masih ada. Karena luka itu dalam sekali. Tanpa tahu dimana letak salah dari anak anaknya, maupun istri dari Pak Rohman. Yang lebih menyakitkan adalah pitnah yang keluar dari bibir Pak Rohman untuk menutupi kebusukan dirinya dari keluarga. pak Rohman sengaja melemparkan isu bahwa istrinya berselingkuh. Tapi tuduhannya itu tidak terbukti sampai saat ini. Yang juga menyakitkan lagi adalah pihak mertua Bu Kiran percaya dengan fitnah yang dibuat Pak Rohman tentang berita perselingkuhan Bu Kiran. Padahal Bu Kiran adalah wanita sholeha.
Kepedihan yang mendalam memnorehkan luka dan trauma di hati Hera, kemal dan Keysa. Ketiga anaknya tidak dapat menerima kehilangan ayah mereka. Ia begitu benci yang namanya ibu sambung dan ayah sambung. Tak ada kata satupun atau apalah namanya tentang ayah atau ibu sambung dalam hidup kami , kata mereka bertiga pada suatu ketika kepada mamanya , Kiran. Kami takkan pernah kenal dengan ayah sambung dan ibu sambung. Yang ada di hati kami adalah mama dan papa. Ayah dan ibu sambung adalah sebuah bencana hidup. Mereka bertiga begitu kekeh memberi label terhadap ayah dan ibu sambung.
***
Bu Kiran adalah seorang janda . Tentulah banyak godaan, baik yang terang terangan maupun di dunia maya. Banyak laki laki yang datang secara terus terang untuk meminang Bu Kiran. Satu dua dan tiga berlalu dengan tertib karena Bu Kiran tak tertarik untuk menikah lagi. Ia sangat terpukul karena peristiwa lima tahun yang lalu. Ia tidak berani mengambil resiko. Rasa kecewa itu masih ada. Pedih dan sakit masih terasa, katanya suatu ketika tat kala ada seorang laki laki menyampaikan maksud hatinya kepada Bu Kiran. Sehingga laki laki itu mundur dengan teratur.
Batusangkar, 19 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantaap
Mks ibu semua.Tapi belum selesai ..hihi...
Makasi ibu Hunafiah , ibu Elva, Fatmimro sudah mampir..
semoga si cantik Kania sehat ya Bu...salam
Keren ceritanya bu
Bahagia rasanya ya Bu....