WINARTI, S.Pd

PROFIL PENULIS Perempuan ini bernama Winarti, S.Pd. yang lahir di Besitang Kabupaten Langkat Sumatera Utara pada 22 Januari 1979. Ibu nya bernama Maimunah, dan...

Selengkapnya
Navigasi Web
3.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI - PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
By: WINARTI, S.Pd

3.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI - PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

3.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI

Pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka yaitu gagasan beliau yang di konsep atas dasar kajiannya terhadap ilmu pendidikan(pedagogi) yang di peroleh dari tokoh pendidikan ternama mancanegara, yaitu Maria Montessori dari Italia, dan Rabidranath Tagore dari India. Konsep ini menjadi dasar para guru dalam melakukan pendidikan di Taman Siswa. Tiga unsur penting dan terkenal dalam Pratap Triloka yaitu:

1. Ing ngarsa Sung Tulada ( Di depan memberi teladan)

2. Ing madya mangun karsa ( Di tengah membangun kemauan)

3. Tut wuri handayani (Dari belakang memberi dorongan)

Seorang pemimpin harus memberikan suritauladan yang baik bagi orang yang di pimpinnya. Keteladanan sangat penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan bagi orang yang di pimpinnya. Pengambilan keputusan adalah salah satu hal yang dihadapi sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Dan sebagai pendidik harus mampu membuat keputusan yang bijaksana dan dapat di pertanggung jawabkan atas dasar nilai-nilai kebajikan.

Nilai-nilai kebajikan itu harus tertanam dalam diri seorang guru, karena guru merupakan pemimpin pembelajaran. Mengapa nilai-nilai itu berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam sebuah keputusan? Sebagai makhluk Tuhan yang maha Esa, kita memiliki nilai-nilai mulia yang tertanam dalam diri, seperti nilai kejujuran, keadilan, peduli, kerjasama, integritas, dan rasa memiliki yang tinggi. Nilai-nilai yang bersifat Universal itu akan mendorong kita dalam menentukan prinsip apa yang akan kita gunakan dalam mengambil sebuah keputusan.

Kegiatan terbimbing yang mendukung kemampuan kita untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat adalah dengan mengasah keterampilan Couching. Couching adalah sebuah proses yang membantu seseorang membuka potensi dirinya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mendorong couchee menemukan solusi dari masalahnya. Dalam pengambilan keputusan kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita sendiri. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Dngan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentu kita akan mengenali situasi yang kita hadapi, prinsip, paradigma dan langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan keputusan.

Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berperan penting, karena kompetensi sosial emosional adalah kemampuan bagaimana kita mengendalikan diri kita dalam situasi yang mempengaruhi tindakan dan keputusan yang kita buat. Penguasaan diri dalam segala situasi baik dalam keadaan tertekan, stres, bingung, lelah, dan berbagai situasi yang kurang mendukung untuk berfikir dengan baik melalui kontrol sosial emosional kita dapat mengatasi apa yang menjadi permasalahan kita. Jika pengendalian diri sudah berjalan baik, tentunya pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

Sebagai pendidik, kita tentu sering di hadapkan pada kasus-kasus baik itu masalah moral atau etika yang terjadi di lingkungan kelas atau sekolah kita, bahkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Namun dalam mengambil sebuah keputusan, yang menjadi dasar utama adalah nilai-nilai yang ada pada diri kita sebagai seorang pendidik, dimana sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengambil keputusan yang berpihak pada murid dan mengutamakan kepentingan orang banyak. Keputusan tersebut harus atas dasar apakah akan membawa dampak yang baik bagi perkembangan murid, apakah akan membawa dampak positif pada kehidupannya di masa akan datang, dan harus mempertimbangkan seberapa besar pengaruhnya pada diri murid-murid kita.

Jika pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sudah tepat dan atas dasar prinsip-prinsip sebagai seorang pendidik, maka pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Namun, untuk pengambilan keputusan yang benar-benar sesuai dengan prinsip dan nilai kebajikan yang universal itu bukanlah hal yang mudah, tentunya banyak tantangan dan permasalahan yang kita hadapi di lingkungan kita, seperti perbedaan paradigma atau sudut pandang antara kita dengan rekan-rekan sejawat, atau warga sekolah lainnya, yang memicu perselisihan dan perdebatan. Untuk itu perlu adanya persamaan persepsi atau paradigma yang mengarah pada kesepakatan. Dan untuk mewujudkan itu, perlu adanya pengembangan pengetahuan yang telah di kuasai dalam pendidikan guru penggerak ini, agar terjalin kerjasama yang baik dalam mengimplementasikan langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Kembali pada Visi yang telah dibangun bersama, dan bagaimana usaha kita untuk dapat mewujudkan visi tersebut, bagaimana menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan mewujudkan kemerdekaan belajar bagi anak didik kita. Pengambilan keputusan yang tepat akan mendukung semua itu dan menciptakan suasana yang baik bagi murid-murid kita. Dengan keputusan yang berpihak pada murid, akan membawa kenyamanan bagi mereka untuk menuangkan apa yang mereka miliki tanpa rasa takut. Semua itu akan berpengaruh pada pembentukan karakter mereka di masa yang akan datang. Menjadi pribadi yang bijak dalam pengambilan keputusan, dan mengutamakan nilai-nilai kebajikan universal dalam diri mereka.

Kesimpulannya adalah, sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus menguasai teknik pengambilan keputusan dengan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan:

4 Paradigma Dilema Etika:

1.Individu lawan Masyarakat (Individual vs Community)

2. Rasa keadilan lawan Rasa Kasihan (Justice vs Mercy)

3. Kebenaran lawan Kesetiaan (Truth vs Royalty)

4. Jangka Pendek lawan Jangka Panjang (Short Time vs Long Time)

3 Prinsip Dilema Etika:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care Based Thinking)

9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji halaman depan koran dan uji panutan atau idola)

5. Pengujian paradigma benar lawan benar

6. Melakukan prinsip resolusi

7. Investigasi offside trilemma atau munculnya alternatif keputusan yang tidak terduga dan tidak terpikirkan.

8. Buat keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Keterkaitan antara pengambilan keputusan pemimpin pembelajaran dengan modul-modul sebelumnya sangatlah erat dan saling mendukung, oleh sebab itu dalam pendidikan guru penggerak, materi yang disajikan telah di susun sedemikian rupa sebagai alur pembelajaran yang memiliki keterkaitan antara satu modul dengan modul lainnya.

Penulis: WINARTI, S.Pd

SDN 057231 Pipa Delapan, Kec.Berandan Barat, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post