Wilda Istiana Nasution

Seorang guru bahasa Indonesia di MAN Labuhanbatu. Menyukai tantangan dan suka bertualang. Pengalaman belajar di jurusan pendidikana bahasa dan sastra Indonesia ...

Selengkapnya
Navigasi Web
AROMA SURGA DI TELAPAK TANGAN MAMAK

AROMA SURGA DI TELAPAK TANGAN MAMAK

Aromanya menyengat, namun bercita rasa nikmat. Siapa yang tak tahu buah durian? Sebagai penduduk asli Sumatera Utara pasti sangat suka dengan buah ini. Durian merupakan buah yang sangat terkenal banyak tumbuh di pulau ini. Hingga di pulau-pulau lain, buah ini disebut-sebut sebagai ‘durian Medan’. Padahal kita sama-sama tahu kalau di kota Medan tidak ada pohon durian. Buah ini selalu ada sepanjang tahun. Namun, ada waktu-waktu tertentu yang menjadi musim banjir durian di Sumatera Utara. Biasanya sepanjang Desember hingga Maret. Akan sangat banyak masyarakat yang mendadak menjadi penjual durian. Jika di bulan lain selain musim banjir. Biasanya durian dapat kita temukan di kota medan. Misalnya, di Si Bolang, Ucok Durian, Durian Awak, dan Pallawi Durian. Banyak cara yang digunakan untuk menikmati durian. Biasanya durian dapat diolah menjadi hidangan-hidangan manis yang lezat. Misalnya menjadi dodol, kolak, sop durian, dan tempoyak.

Di daerah asalku, Labuhanbatu. Durian sering dinikmati dengan menambahkan lemang atau pulut lalu disirami santan putih. Kalau bahasa kampungnya ‘Durian disantani’ sedangkan di kota biasa dinamai ‘Ketan Durian’. Cara membuatnya sangat mudah. Namun, aku lebih menyukai pulut durian masakan Mamak. Ia sangat piawai dalam hal masak-memasak. Apapun yang diolah oleh tangan hangatnya akan menjadi santapan lezat yang membuatku selalu ingin tambah saat makan masakannya.

Biasanya untuk membuat pulut durian, Mamak mempersiapkan santan, pulut (ketan), gula dan sedikit garam. Cara mamak memasaknya tak cukup melewati sekali proses. Biaanya, put yang sudah dikukusnya, ditopek lagi dengan santan. Ditopek maksudnya disirami santan untuk memberi sensasi gurih dan lemak pada pulutnya. Setelah pulutnya masak, barulah Mamak memeras santan kental untuk menjadi kuah yang akan disiramkan ke atas pulut dan surian di dalam piring nanti. Kadang butuh waktu lebih dari dua jam menunggu Mamak menyelesaikan masakan andalannya ini.

“Wil…Wil… sudah masak ini pulutnya, kupasilah duriannya, teriak Mamak dari dapur”. Mendengar seruan Mamak aku segera langkah seribu menuju dapur. Kuambil parang dan langsung mengupas durian yang sebelumnya sudah kami beli. Saat yang ditunggu pun tiba. Aku menjadi orang pertama yang mengambil piring untuk segera menyantap pulut durian kesukaanku. Kusendok pulut agak banyak ke dalam piring, sedangkan duriannya hanya tiga sampai empat batu. Lalu, kusiram pulut dan durian itu dengan santan kental andalan Mamak. Air liurku terbendung di tenggorokan langsung kutelan diam-diam. Tak sabar, kusendok pulut sambil mencampurnya dengan durian untuk langsung kulahap. Setelah masuk ke dalam mulut. Nyus…nyus… aromanya pecah membanjiri indra perasaku. Rasa manis dan asin berkolaborasi menjadi rasa gurih dan lemak. Nikmatnya… pulut durian santan buatan Mamak memang yang terbaik di dunia. Makanya semua masakan Mamak merupakan produk surgawi yang ditakdirkan untukku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post