Aku terlahir atas kehendak, bukan pesanan

Bertumbuh dan berkembang untuk berjuang

Aku melangkah hanya menjalankan sebuah titah

Berlari bukan menampil ego dalam diri

Aku yang di dalam darahku bergolak semangat kemanusiaan

Dalam setiap desah nafasnya memuliakan Sang Akbar

Aku yang dalam setiap suaranya mengumandangkan keyakinan

Dalam tetibanya malam tertunduk dalam sujud khusu

Aku hadir karena skenarioNya

Berdiam karena kuasaNya

Aku tampil lantang karena adanya ketidakadilan

Berpaling dari tawaran para pecundang

Aku berjuang sampai titik darah penghabisan

Melangkah menerjang onak duri tirani

Aku tampil terdepan melepas penindasan

Menentang belenggu penyembahan selain tuhan

Aku terlahir di penghujung zaman

Tanda-tandanya semakin terang benderang

Terlihat oleh jiwa dan hati yang tercerahkan

Akan tibanya hari penghakiman dan seadil-adilnya timbangan

Aku dengan jiwaku tercabik melihat ulah orang-orang licik

Idealismeku terusik menatap raga-raga tertunduk munafik

Bersahabat dengan alam lebih baik daripada bersahabat kepalsuan

Mendengarkan ayat-ayat suci lebih enak daripada narasi dungu

Aku akan terdiam ketika masanya tiba

Melepas segala lelah dan penat dunia

Aku kembali ketika tiba panggilanNya

Meniti jembatan yang menguji ketulusan

Aku bertahan bukan semata-mata menjadi pemenang

Keberadaanku hanya memastikan tetap dalam barisan

Perjuangkan panjang menjadi ujian keikhlasan

Lahirnya generasi yang tidak tertunduk kedzoliman

Akhirnya kita hanya perlu mengingat sang Pencipta

Mengadu segala sesak saat pelangi tidak terlihat

Mengumpulkan bongkahan do'a melontarkan ke langit

Berserah diri kepada mahkamah Ilahi atas apa yang terjadi

Rangkasbetong, 27 Juni 2019