Tantangan menulis 365 hari di Gurusiana, yang baru dimulai sejak tanggal 1 Januari 2022, dan berlanjut semangat menulis tanpa jeda setiap hari, akhirnya harus remidi, saat kemarin tanggal 7 Januari 2022 harus berhenti menulis, kehilangan kata-kata karena berduka, meninggalnya adik sepupu.

Tantangan menulis dimulai lagi hari ini, mencoba bersabar dan ikhlas serta mengambil hikmah dari peristiwa. Kematian mengingatkan saya, ternyata kematian adalah nasehat terbaik, mengingatkan kita ajal akan datang menjemput kapan pun dan dimana pun tiada terduga, sehingga kita harus persiapkan diri dengan selalu memperbanyak ibadah untuk bekal nanti.

Kematian, mengingatkan puisi karya Imam Syafi'i, yang sangat menggetarkan, yaitu;

Siapapun yang pelatarannya dihampiri oleh kematian,

Maka tak ada bumi maupun langit mampu melindunginya.

Bumi Allah teramat luas memang.

Namun tatakala mati menjemput, sempitlah semua ruang

Biarkan hari-hari berkhianat setiap saat,

Karena mati tak tercegah oleh obat.

Puisi Imam Syafii mengajarkan kepada kita, bahwa kematian adalah puncak dari kegiatan manusia di dunia yang akan menjadikan episode terakhir dari episode kehidupan sebelumnya dan apabila datang tidak ada yang bisa menghentikannya.

Puisi ini mengingatkan untuk apa sombong saat hidup dalam gelimang harta. Saat kematian menjemput, hanya kain kapan yang dibawa meninggal, apa yang pantas kita banggakan.

Kematian tidak mengenal usia, baik muda ataupun tua. Tidak perlu menunggu tua untuk Allah panggil, jika Allah kehendaki. Ustadz di pemakaman kemarin menyampaikan, kematian datang seperti saat menebang pohon bambu, pohon bambu tidak harus ditebang saat tua untuk digunakan sebagai jembatan atau apapun, namun pohon bambu muda pun dapat dipetik, yaitu rimpang muda yang masih tertutup pelepah dan sebagian ujungnya muncul ke permukaan. Rimpang ini mumnya dijadikan sebagai makanan sayur lodeh atau bahan isian untuk lumpia.

Semoga, kematian menjadi nasehat terbaik untuk kita semua. Kematian sepupu saya tercinta Yulianti yang lahir beda setahun dengan saya, tepatnya 25 Juli 1979 dan meninggal pada 7 Januari 2022, semoga menyadarkan kami semua yang ditinggalkan dan menjadikan nasehat terbaik untuk semakin memperbaiki amaln dalam hidup ini.

"Selamat jalan adikku, semoga Husnul khotimah. Semoga sakitmu menjadi penggugur dosamu. Kesabaran dan keikhlasanmu mengabdi pada suami menjadi ladang amal untukmu. Kesabaranmu menghadapi sakitmu jadi ibadah untukmu. Semoga ridho suamimu menempatkanmu di Surga-Nya Allah. Anak-anak yang ditinggalkan menjadi anak Sholeh dan Sholehah yang akan selalu mendoakanmu".