Please, Jangan Belok Kiri! (Bagian II)
#tantangan hari ke-17
#tantanganGurusiana
Please, Jangan Belok Kiri! (Bagian II)
Luki adalah seorang lelaki dengan tanggungjawab besar di pundaknya. Sejak kecil ditinggal ayah meninggal, sehingga kehidupan ibu dan 3 adik perempuan menjadi tanggungannya. Beruntung, setelah dewasa dia memiliki pekerjaan tetap di sebuah perusahaan. Perlu waktu lama untuk Luki meyakinkan keluarga Anisa dan mendapatkan restu menikahi anak bungsu keluarga terpandang itu. Namun Allah menyatukan mereka dalam pernikahan setelah 8 tahun berpacaran.
Pagi sebelum kejadian yang merenggut nyawa Luki, seperti biasa dia pamit berangkat kerja pada istrinya. Tidak ada firasat apapun yang dirasakan Anisa saat itu. Namun sebuah pesan yang diucapkan Luki menjadi pertanda yang dirasakan setelah kecelakaan itu terjadi. Dia berpesan untuk menyiapkan kemeja hitam yang baru dua hari dibelinya untuk dia pakai setelah pulang kerja. Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih, Luki pergi tanpa sempat memakai baju barunya itu.
Di kamar Jenazah ku tutup mulutku dengan kedua tangan agar suara tangisanku tidak terdengar Anisa. Kulihat temanku itu memandangi jenazah suaminya sambil mengelus-elus tangannya. Berkali-kali dia ciumi wajah suaminya itu dengan lembut dan membisikkan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang dia bisikan, tetapi aku yakin itu adalah pernyataan cinta Anisa untuk terakhir kalinya untuk suaminya.
Kakak perempuan Anisa segera meraih tangan adiknya, dan mengatakan agar merelakan suaminya untuk segera dimandikan dan dikafani oleh petugas rumah sakit. Dia mundur beberapa langkah dan langsung ku sambut lalu kubawa keluar. Seketika tangisnya pecah dipintu kamar jenazah. Kami berpelukan sambil menangis sejadi-jadinya. Sahabatku ini baru saja kehilangan belahan jiwanya.
Beberapa polisi dan saksi-saksi kejadian kecelakaan sudah berkumpul di luar kamar jenazah. Mereka segera mendekat dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada kami. Menurut seorang saksi yang ada di TKP dan melihat langsung kronologis kejadiannya, kecelakaan itu berlangsung sangat cepat. Motor yang dikendarai Luki melaju dari arah timur ke barat. Sampai di simpang tiga jalan, Luki meyalakan lampu sein berbelok ke kiri. Tak disangka dari arah berlawanan datang pemotor lain yang melawan arus dengan kecepatan tinggi sehingga tabrakan tak terelakakkan. Luki seketika terlempar ke belakang. Sebelumnya sebuah mobil angkutan kota melaju di belakang Luki. Sehingga ketika tubuh Luki terlempar dari motor, segera terpentalkan lagi oleh bemper depan mobil angkot tadi.
Tubuh Luki menggelinding jatuh ke aspal. Helm fullface nya melindungi wajah dan kepala. Namun jaket tipis bahan katun itu tidak mampu melindungi tubuh dari kerasnya benturan motor dan bemper mobil. Tak heran meski tak ada luka terbuka, organ dalam Luki hancur. Seketika itu juga dia harus kehilangan nyawa oleh dua kali pukulan sekaligus.
Mobil pembawa jenazah melaju di belakang mobil kami. Anisa terlihat lebih tenang saat ku temani di dalam mobil. Kata-kata ikhlas akan takdir Allah keluar dari bibirnya. Namun matanya tetap menyiratkan kegetiran. Sampai di halaman rumah, tetangga sudah berkumpul. Lelaki tua yang menyambut kami adalah ayah Anisa. Anisa berlari ke arahnya dan memeluknya sekuat tenaga, tangisanpun tak tertahan. Ayah hanya bilang “Luki diambil sama Yang Punya, kamu harus ikhlas anakku” sambil mencium kening anak bungsunya itu. Anisa mengangguk. Semua orang menyalaminnya, ikut belasungkawa.
Di dalam kamar, Anisa membuka lemari bajunya. Kemeja hitam yang baru dibeli dua hari lalu diciuminya. Suaranya yang parau samar-samar ku dengar dia berkata “Ya Allah kutitipkan belahan jiwaku padaMu, jagalah dia untukku. Ku mohon ampuni dosanya. Pertemukan kami suatu saat nanti Yaa Raabb”.
Aku ingat malam itu adalah malam terpanjang dalam hidupku. Sambil terus berdoa, Anisa memeluk peti jenazah suaminya sepanjang malam, sebelum esok paginya dimakamkan. Takdir sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, seandainya Luki tak belok kiri pun, Malaikat Izrail tidak akan salah menjalankan tugasnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren. Ditunggu cerita lanjutannya. Terus semangat untuk berlatih ye.
makasih bu. semangatnya nular dari ibu
Oh, ibu kira belok kiri ape?, rupenyeee. Siplah
Ibu baca dari yg bagian 1 dulu ya bu. Hehehe
Mantap, lanjutkan
Siap
Sedih....masih adakah kelanjutannya lagi...
Sedih sangattttt bu wiiid
Maaf ya kalo bikin ibu jg sedih.