Widawati

Seorang ibu rumah tangga yang hobi jadi guru. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Orang Sunda dan Huruf “F”
Sumber gambar: store.line.me

Orang Sunda dan Huruf “F”

#tantangan hari ke-10

#tantanganGurusiana

Orang Sunda dan Huruf “F”

Terlahir sebagai seseorang dari keturunan suku Sunda, membuat aku menjadi berbeda di tengah masyarakat sosial budaya Melayu Sumatera, tempatku merantau. Kuakui memang tidak mudah beradaptasi dengan karakter alam dan masyakarat yang tidak sama. Perbedaan ini tentu tidak jadi masalah. Keanekaragaman bentang alam membuat Indonesia memiliki banyak sekali perbedaan karakteristik masyarakat baik secara sosial, ekonomi, budaya bahkan bahasa. Dan mari kita sebut saja perbedaan ini adalah keistimewaan masing-masing. Setuju?

Baik, sebagai orang Sunda, aku sadar bahwa ada karakter yang unik yang dimiliki sebagian besar dari kami. Sebut saja, katanya orang Sunda itu ramah dan murah senyum. Dan itu berlaku kepada siapa pun, termasuk orang yang tak dikenal. Ini dikarenakan budaya masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi kebersamaan dan kesopanan. Selain itu, orang Sunda juga dikenal humoris. Istilah Sunda malah ada yang menyebut kependekan dari “Suka Bercanda”. Kebiasaan ini sering dilakukan bahkan pada saat situasi serius, bahkan marah. Marahnya orang Sunda seperti sedang bercanda. Bisa dilihat dari tayangan yang sering kita lihat di televisi seperti tokoh Sule atau Ohang yang dalam situasi apapun selalu membawakan lawakan-lawakan segar. Membuat penonton larut dalam senyum dan tawa. Hahahaha….

Satu lagi yang unik, yaitu orang sunda dikenal susah mengucapkan huruf “F”, dan biasa menggantinya dengan “P”. Aku mengakuinya, dan itu kadang jadi bahan lelucon teman-temanku untuk menggodaku. Misalnya kata “Fakta”, terucap jadi “Pakta”. Bukan hanya F tetapi V dan Z juga terdengar berbeda bila yang melafalkan kalimat yang mengandung huruf itu adalah urang Sunda sepertiku. Namun ini ada alasannya lho.

Dalam budaya Sunda, ada yang disebut dengan Kaganga atau aksara sunda kuno. Dalam Kaganga dan bahasa sunda tidak ada kosakata yang mengandung huruf F. Dan secara turun menurun kebiasaan ini menular kepada generasi sekarang. Walaupun dulu ketika masuknya orang-orang Arab dan agama islam, orang Sunda mengenal bahasa baru yang mengandung huruf F, dan Z.. Meski sebagai muslim dapat mengaji atau membaca al-Qur’an dengan benar, tetapi dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bertutur secara lisan, tetap saja, F itu dibaca P. Dan bunyi Z seperti J. Begitu juga ketika orang Eropa datang, mereka membawa bahasa baru yang mengandung huruf-huruf tersebut. Nenek moyangku tetap bergeming tidak mau mengubah lidahnya. F tetap P. Dan ini merupakan bentuk menolakan atau pembangkangan terhadap penjajahan kolonial Belanda—tidak mau nurut, padahal kebiasaan sih.

Dengan logat atau dialek yang khas aku mudah sekali dikenali sebagai orang Sunda oleh siapa saja sesaat setelah orang-orang mendengarku berbicara. Penambahan kata “teh, sok, mah dan atuh” agak susah dihilangkan. Sepertinya memang tidak bisa dihilangkan. Dan ini merupakan keunikan linguistic Indonesia, bukan?

Seiring berjalannya waktu, orang Sunda harus maju dan beradaptasi dengan apapun yang mendunia. Untuk merangsang kemampuan berbahasa, pemerintah Jawa Barat membuat kebijakan dengan membuat versi kekiniannya Kaganga yang sudah memuat kosakata mengandung F, V dan Z. Sehingga membiasakan orang Sunda mengucapkan kata-kata dengan huruf itu dengan benar. So, sekarang siapa bilang orang Sunda tidak bisa bilang F, Pitnah!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu tulisannya mengandung banyak informasi...dak papa bu kalau dak bisa bilang ef..bilang ep aja..sy paham

06 Feb
Balas

Hahaha.. Dimaklum ya bu

07 Feb

Mantap

06 Feb
Balas

Bu Tomi pun mantap

07 Feb

Mantap

06 Feb
Balas

Mantap, menambah pengetahuan

06 Feb
Balas

Satujuh sekalih ibu Guru Widawati

07 Feb
Balas

Salam kenal ibu

10 Feb



search

New Post