Isak Tangis

Tantangan menulis hari ke 149 (95) #Gurusiana

Isak tangisnya terdengar sampai ke jalan kampung yang terlihat sepi, gadis kecil terlihat di pinggir pintu sambil menundukan kepalanya, rintih kecil terus terdengar.

Saat ku hampiri anak kecil itu terdiam dan memandangku, wajar saja dia melihatku dengan wajah yang aneh, karena aku orang baru di kampung itu.

Saat ku tanya kenapa menangis, dia berkata jika dia meminta jam tangan pada ibu nya dan tidak di belikan, karena tidak cukup uang untuk membelinya, sedang ibunya cuma buruh cuci pakaian di kampung itu, dan saat ini ibunya sedang sakit.

Terang saja aku ikut meneteskan air mata, ternyata dia mengginginkan jam tangan dan ibunya tidak mampu untuk membelinya, sungguh kasihan anak ini.

Aku terdiam di samping anak itu dan berpikir apa yang bisa ku lakukan pada anak ini dan ibunya yang sedang sakit.

Aku beranikan diri berucap salam dan masuk rumah munggil itu, terlihat sosok tua renta berbaring di ranjang tanpa alas kasur, cuma selembar karpet lusuh sebagai alas tidur.

Ku beranikan diri untuk bertanya sakit apa nenek itu dan sudahkah berobat, saat aku mendengar jawabannya sungguh menyedihkan, beliau sakit sudah satu minggu dan belum berobat atau pun minum obat warung, itu semua tidak ada.

Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk menawarkannya kedokter terdekat.

Bersambung.....