Oleh : Niswati Leman.

Malam Senin saya dan suami rencana menghadiri Maulid Nabi di salah satu pasar yang ada di Ujung Padang. Namun, sedari sore hujan sudah turun membasahi bumi dengan derasnya. Jalan banjir disana sini. Pokoknya tidak ada pilihan lain semua becek parah.

Jam berjalan terus, saat ini sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Kami sedang menunggu kepulangan Fahmi dan Bram beserta istri dari salah satu PONPES yang ada di Siantar. Selang beberapa menit sebuah mobil hitam sampai di tempat parkir, kekhawatiran suami kepada mereka yang belum kunjung sampai sedari tadi sudah hilang blas. Kecemasan yang terpancar si wajah suami kini berubah menjadi memerah dan senyum sumringah.

Tak beberapa detik Bram keluar dari dalam mobil. Muntah berat diiringi baju basah menahan mual yang super duper dahsyat. Padahal sudah makan malam sih. Kasihan wajah Bram kelihatan pucat pasai gitu.

Pukul 22.15 WIB. Rintik hujan sudah tinggal tik tik saja, Bram, Siska dan Wili segera pulang ke rumahnya diiringi Sasa yang keluar dalam dalam menuju kursi yang ada di pintu depan. sembari menemani kami yang masih menikmati nuansa malam yang syahdu. Terjadi obrolan kecil seputar PONPES.

Karena keasyikkan ngobrol, tidak disadari hujan sudah berhenti total. Rasa kantukku menjelma. Suami berpamitan masuk diiring aku lalu Sasa. Kita masing-masing menutup pintu rumah.

Sebelum tidur, suami mengingatkan kalau harus Packing untuk traveling ke Jakarta. Akupun menundukkan kepala seraya setuju atas omongan suami. Kuambil suitcase dan tas jinjing semua aku isi dengan kebutuhan masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 Menit, itu pertanda semua kegiatan wajib dihentikan. Cerita Maulid sudah terlewatkan. Dengan membaca doa, kami berpisah sesaat untuk bertemu di esok hari dengan nuansa dan cerita lebih berarti.

Ujung Padang, 07 November 2022