Oleh : Niswati Leman.

Biasanya jam 16.00 WIB sore masih kelihatan terang benderang. Tidak seperti sore ini sayup sayup mempesona, mendung tapi tak berarti hujan Lo guys.

Anak-anak kandang ayam (bekerja di kandang ayam) datang ke rumah. Karena melihat buah Matoa yang berbuah lebih banyak dari biasanya. Karena gemes maka hasrat hati mau memetik buah matoa. Setelah pamit dengan suami, maka mereka langsung berlomba-lomba memetik buah sambil bersiul dan bernyanyi karena merasa kegirangan memperoleh buah matoa.

Aku yang masih di luar rumah (di sekolah) sedikit agak lembur karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Pekerjaan kejar tayang yang dituntut harus selesai diakhir bulan.

Setelah merasa lelah, aku putusin untuk pulang ke rumah. Sesampai di rumah suami sudah menunggu di depan teras aduh, sungguh senang dan bahagia hati ini karena disambut oleh suami tercinta.

Setelah memberi salam dan cepuka cepiki akhirnya aku masuk ke dalam rumah. Suami berkat, "ma, itu diatas meja ada buah matoa, makan ya buahnya enak Lo." Kata suami. Akupun menjawab reflex. "Buah apa itu pa, karena seumur hidupku belum pernah makan buah matoa". Suami menjawab, "coba makanlah buah matoa enak dan lezat Lo.". Maka engga berpikir panjang dan berlama-lama aku langsung menyikat dan menyantap buah matoa itu, ternyata memang lezat guys".

Sepuluh biji aku memakan buah matoa, namun, masih saja merasa kurang, kurang dan kurang lagi. Maklum dagingnya sedikit tapi bijinya besar. Buah matoa yang baru saja pertama kali aku makan dan nikmati. Matoa, matoa, buahnya kecil, dagingnya kecil, bijnya besar. Ha ha ha, matoa yang baru pertama kali kulihat dan kunikmati.

Ujung Padang, 21 Oktober 2022