Wajiatun

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Terlihat Keluh
Ayah Bagai Ibu

Tak Terlihat Keluh

Ayah, bisa dikatkan Ibu.

Sejak kelas 6 Sekolah Dasar menjelang pengumuman nilai kelulusan,Ibuku hembuskan nafas terakhirnya setelah berbula - bulan menahan sakit.

Putus harapan, pikirku kala itu. Sebenarnya, aku ingin Ibulah yang melihat pertama kali hasil jeripayah, berbentuk angka penentu kelulusan. Tapi Allah berkata lain. Sejak saat itu, Ayahlah yang menjelma sebagai Ibu. Seperti bermain peran menjadi dua orang.

Dia, Ayah. . adalah seorang petani tulen. Setiap pagi, dia berkebun, mengambil air nira , sajeng kata orang didesaku. Sajeng inilah yang nantinya diolah menjadi gula merah. Tidak ada penghasilan lain, uang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.

Tidak pernah terlihat kau memasang wajah letih sebab mencari nafkah. Dia orang dengan karakter keras lagi tegas.

Bersambung.....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siap membaca sambungan ceritanya, Bun. Salam kenal dan salam sukses.

20 Nov
Balas



search

New Post