Bulan September bagi SMPK St Vincentius Surabaya, adalah bulan perayaan Santo Vincentius, pelindung Sekolah. Pada bulan ini beberapa kegiatan kami laksanakan, diantaranya adalah kegiatan peduli kasih.

Kegiatan peduli kasih, diawali dengan pencarian sumbangan peduli kasih satu Minggu dua kali, tiap hari Rabu dan Jumat. Sumbangan dilaksanakan dengan cara menyisihkan uang saku dengan penuh iklas.

Hasil dari sumbangan peduli kasih digunakan untuk berkunjung ke Yayasan Bhakti Luhur, Surabaya.

Yayasan Bhakti Luhur terletak di Tropodo, Surabaya. Yayasan ini didirikan oleh Romo Janssen dengan tiga bentuk yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), Panti Jompo (Wreda) dan Yatim piatu.

Anak-anak diajak berkeliling menuju ke sekolah SLB yang banyak dihuni oleh tuna grahita (penderita cacat mental, secara fisik lengkap tetapi tidak memiliki kemampuan seperti manusia normal), kemudian menuju ke bayi yang mengalami penyakit Hidrosefalus (pembengkakan pada kepala atau kepala besar). Bayi yang mengalami Hidrosefalus tidak dapat duduk ataupun bergerak seperti bayi normal.

Kemudian beranjak menuju ke panti jompo. Menghibur para nenek yang ada di Bhakti Luhur.

Kegiatan ini hanya diikuti oleh perwakilan kelas dan perwakilan anggota SSV SMPK St Vincentius.

Usai melaksanakan kegiatan tersebut, penulis bertanya kebeberapa siswa yang ikut. Jawabannya rata-rata mereka terharu, kasihan dan malu.

"Saya kasihan sekaligus malu pada diri saya sendiri Bu, saya yang memiliki anggota tubuh lengkap, tidak mengalami cacat fisik maupun mental saya kog malas, tidak memanfaatkan waktu dengan baik, ulangan selalu jelek, tugas selalu terlambat. Mulai sekarang saya ingin lebih rajin Bu." Ungkapan Vannes dengan nada sedih.

Jika berhenti pada rasa kasihan dan tidak ada perubahan pada diri sendiri untuk berbuat lebih baik pada sesama dan Tuhan sama artinya kita menjadikan diri kita mengalami tuna grahita.

Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda untuk saling melengkapi dan berbagi untuk sesama.

~terima kasih anakku, jadilah berkat bagi orang lain.

21.35