Cuaca senja ini penuh dengan kesejukan, awan sudah mulai menunjukkan warna kelabu, hujan rintik-rintik menambah suasana menjadi dingin.

Kesejukan ini tidaklah lama, karena jalanan semakin padat, keluar dari Raya Sumberejo menuju jalan Singapura, mulai Hingar-bingar oleh deru mesin sepeda motor.

Dari jalan Singapura menuju ke Stadion Bung Tomo hanya berjarak 500 meter, jalanan penuh warna hijau, dengan spanduk pendukung Persebaya.

Kali ini Persebaya VS PSS Sleman. Seru tentunya, bukan hanya pertandingan nya, melainkan karena pendukung Persebaya, tentunya Bonek.

Panjang jalan Singapura hanya sekitar 400 meter, semenit biasa kutempuh melewati nya, namun hari ini menghabiskan 35 menit, rekor terlama kulalui.

Bonek, engkau menutup semua lini jalanku, ingin kembali tak bisa, ingin terus jalan super merambat. Paling membuat kawatir adalah ketika berada di atas rel kereta api, macet total ada di atas kereta api. Bagaimana kalau kereta akan lewat?

Penghuni rumah yang berada Jalan Singapura, Jalan Jawu, Jalan Sumberejo, Jalan Kauman kini memiliki penghasilan baru menjadi tempat parkir. Tiga ribu rupiah kali sekian puluh sepeda motor, merupakan rejeki mingguan. Atau bulanan jika ada pertandingan sepak bola di Gelora Bung Tomo.

Setiap kejadian pasti ada sisi negatif dan positifnya, jika seseorang pandai menangkap peluang usaha maka bisa jadi berkat.

Saat penulis menuangkan cerita ini kedua pemain yaitu Persebaya dan PSS Sleman masih berlangsung, skor sementara 1 - 1. Seimbang.

Sebagai warga Surabaya, penulis berharap Persebaya menang. Hal ini bukan hanya untuk kebanggaan saja, melainkan agar damai Surabayaku.

Jadilah Bonek yang baik, santun dan memiliki semangat cinta damai, sehingga setiap pulang ke rumah membawa atau tidak membawa kemenangan tetaplah santun. Sedikit kerusuhan yang terjadi.

Bonek oh Bonek penulis suka semangat dan mottomu, satu nyali "Wani"

Warna hijaumu lambang dari kesuburan, kedamaian. Jadilah legenda kedamaian.

~Lek aku Bonek, koen kate Lapo??

Sore ini 16.00 - 20.00