Curahan hati siswa ( tantangan gurusiana ke 78)
Setelah saya membaca salah satu tulisan rekan kerja di madrasah yang merupakan senior bagi saya, hati ini tergerak untuk menceritakan keluh kesah siswa dalam belajar daring seperti sekarang.
Sudah hampir 6 Minggu berkurung dirumah, belajar dirumah,bekerja dirumah. Para siswa banyak yang mengeluh dan bercerita tentang hal ini.
Mereka sering bertanya pada saya saat kami berdiskusi pembelajaran dan pesantren ramadhan yang semuanya berlangsung dalam bentuk online.
" Buk, kapan kita masuk sekolah lagi ?" "Apa masih lama sekolah ditutup seperti sekarang Bu?" "Apa kami bisa tidak belajar dan ikut pesantren online ini Bu?" " Apa ibu tidak rindu kami?" " Bagaimana meja kami sekarang ya bu?"
Dan salah satu siswa saya dikelas menelpon ke HP saya dengan keluh kesahnya.
" Bu, boleh saya curhat Bu?" Sebenarnya saya kasihan kepada orang tua saya bu,. Saya dan 3 orang adik saya harus bergiliran memakai Hp ini. Kami dituntut untuk belajar dan mengirim tugas serta latihan setiap hari, sementara kami tinggal dipelosok nagari yang sinyalnya harus kami cari ditengah2 jalan menuju ke daerah lain. Untuk itu kami harus menempuh jalan tanah yang sudah dalam ceruknya akibat hujan. Dan alhamdulillah, tiada motor matic bisa menempuh jalan tersebut kecuali motor trabas."
" Bu, Sekarang dikampung saya, gambir sedang murah harganya bu, sehingga banyak petani lari keladang untuk mengumpulkan kayu dan jamur untuk makan bu. " Hanya sekedar makan saja persedian yang dipunyai oleh orang tua kami." Dan alhamdulillah, untuk listrik kami dapat subsidi namun untuk membeli pulsa meskipun pulsa 20 ribu orang tua kami agak kewalahan bu. " " Apalagi beli paket data yang hanya beberapa giga dengan 3 anak sekolah bu." " Jadi kebetulan hari ini, saya bisa keluar dari kampung saya karena kebetulan mengantar gambir turun ke pasar bu. " Tolong ibu sampaikan keadaan saya yang tidak bisa mengikuti pembelajaran setiap hari bu". " Kalau tidak percaya ini ada ibu saya bu. " Ibu bisa tanya kebenarannya kepada beliau nantinya"
Maka saya sempat berbicara kepada ibu salah satu siswa saya itu. Cuma saya menyarankan ke siswa itu untuk menghubungi teman - temannya dan juga mengatakan keadaan ini agar teman - temannya bisa menyampaikan ke guru mapel lainnya sehingga tidak dianggap alpa jika tugas dan latihannya terlambat untuk dikirim ke guru mapel lainnya. Dan juga menyampaikan ke wali kelas keadaanya yang sebenarnya.Agar nanti ada bahan pertimbangan bagi guru mapel.
Sungguh sangat disayangkan jika memang diberlakukan pembelajaran dirumah saja sampai akhir tahun 2020 ini. Mudah - mudahan dibalik kesusahan dan kesulitan terhadap sinyal internet ini siswa - siswa tersebut dan siswa - siswa yang lain dengan masalah yang sama akan diberi kemudahan dan kesuksesan karena mereka bergiat untuk menjadi orang yang sukses.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ya Allah..sedih. memang tdk semua anak bisa belajar lewat hp smg keadaan ini cepat berlalu ya bunda
aamin
Saya tak mampu berkomentar apa-apa buk Vera, takut salah komen, yg jelas saya hanya mampu menyampaikan pesan sekolah di grup anak2, dan tak mampu menagih macam2, hanya sampai disitu. Iba hati saya hiks :)
iya pak, kita tak bisa banyak cakap.
Ikut sedih membayangkan keadaan mereka yg kewalahan bertahan dalam situasi ini... Semoga ada solusi untuk keluh kesah mereka.
aaaamiin