Resume ke-6

RAHASIA MUDAH

MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU UNTUK BERPRESTASI

Oleh : Verawati

Ibu Rita Wati dari Bali. Dialah guru menulis saya pada malam ini. Lagi-lagi seorang guru SMP yang penuh dengan prestasi. Beliau mengajar computer dan hampir mirip dengan Om Jay bidang tugas mengajarnya.

Keahlian menulisnya belum terlalu lama diasah, yakni sejak mulai pandemi. Meskipun benih-benih cinta untuk menulis telah tumbuh sejak lama. Konsistensinyapun belum seperti Om Jay yang mampu dengan konsisten satu hari satu tulisan.

Meskipun demikian, setiap kali ada ide langsung ditulis dan masalah editing bisa kita lakukan belakangan. Begitu ujar beliau.

Kemahiran untuk mengisi form aplikasi membuatnya berprestasi di tingkat nasional maupun dapat kesempatan belajar ke negara lain.

Bicara belajar negara lain, saya jadi menyadari, mungkinkah keberhasilan saya untuk belajar di Malaysia, Amerika dan Australia tempo hari ada hubungannya dengan bakat menulis yang saya miliki?

Saya selalu menulis essay dengan gaya bahasa apa adanya. Sederhana namun tidak terlalu show up tentang apa yang sudah saya hasilkan terkait dengan publikasi. Satu-satunya jurnal internasional yang pernah saya tulis dalam bahasa Inggris kala itu berjudul “Gender Differential Item Functioning”.

Berarti betul juga apa yang dikatakan oleh bu Rita bahwa segala prestasi yang dapat kita raih semua berkaitan dengan kompetensi kita dalam hal menulis. Mengirim aplikasi untuk bisa terpilih menjadi guru inspiratif tingkat nasional pun tak lain dan tak bukan karena Bu Rita bisa menulis dalam form aplikasi dengan baik.

Terima kasih Bu Rita, saya sebenarnya tahu bahwa kunci keberhasilan seorang penulis adalah berlatih menulis dan banyak membaca. Namun terkadang, teori lebih mudah diucapkan dibandingkan kita konsisten dalam pelaksanaannya. Sebegitu sibuknya dirimu hingga jarang ada waktu untuk mengobrol sia-sia.

Baiklah Bu Rita, saya coba untuk mengikuti jejakmu dalam hal efektifitas waktu.

Seberapa mampu saya mengatur 1x24 jam untuk kerja d sekolah, menulis di rumah, mengurus rumah dan sederet pekerjaan Ibu-Ibu yang seakan-akan tidak pernah ada habisnya.

Tapi karena saya yakin bahwa saya punya potensi dalam mengurai kata-demi kata menjadi sebuah paragraf yang bermakna. Insya Allah saya bisa mengikuti jejak bu Rita dan semua nara sumber di grup ini yang semuanya luar biasa.

Jangan minder karena semua orang menjadi luar biasa karena telah menempuh proses yang berdarah-darah.

Jangan berharap menjadi penulis hebat jika malas berlatih, jarang ikut pelatihan dan merasa sudah cukup memiliki kemampuan menulis.

Semakin banyak belajar, justru saya merasa semakin bodoh karena begitu banyak orang di luar sana yang hebat-hebat namun mereka begitu rendah hati dan membuka tangan mereka untuk memeluk kita yang sama-sama punya “passion” dalam bidang tulis menulis ini.

Sampai bertemu di sebuah prestasi menulis ya Bu Rita. Tak sabar rasanya ingin membuktikan teori bahwa menulis adalah rahasia untuk menjadi berprestasi.

Lets wait and see…