Venia Notalia

Bu Guru & Ibu Rumah Tangga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi antar Materi  Relevansi Perjalanan Pendidikan Indonesia

Koneksi antar Materi Relevansi Perjalanan Pendidikan Indonesia

Nama               : Venia Notalia, S.Pd

Kelas               : MIPA

 

Perjalanan Pendidikan Indonesia: Pra dan Pasca Merdeka

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara  merupakan sosok penting dalam dunia pendidkan terutama pada saat pergerakan kemerdekaan Indonesia termasuk yang paling menjadi perhatian dari Ki Hajar Dewantara  adalah bidang pendidikan. Sektor pendidikan yang semula diharapakan dapat diperuntukkan bagi seluruh rakyat namun kenyataannya yang hanya menempuh pendidikan hanya sebatas orang belanda dan para bangsawan saja termasuk dalam hal ini  Ki Hajar Dewantara mengakui sebagai bagian dari didikan Barat karena mendapatkan akeses sebagai keluarga bangsawan. Selain itu, pendidikan yang diberikan kepada rakyat dengan tujuan tertentu yaitu untuk menjadi pekerja pada usaha perdagangan kolonial belanda. Orang-orang pribumi tidak bebas memilih dan mereka tidak berhak menentukan pekerjaan yang mereka inginkan selepas mereka memperoleh pendidikan dimana dalam hal mata pelajaran terdapat empat hal yaitu membaca, menulis, bahasa belanda wajib dan berhitung.

Sebagai seorang aktivits dan kecintaannya pada dunia pendidikan Ki Hajar Dewantara  menyadari bahwa pendidikan tidak bisa dinikmatinya sendiri saja, harus ada ruang yang dapat memfasilitasi rakyat untuk meperoleh pendidikan yang layak. Akhirnya 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara  mendirikan sebuah Perguruan Taman Siswa, melalui sekolah ini Ki Hajar Dewantara berupaya menumbuhkan kesadaran untuk mengenyam pendidikan dan tidak lupa nilai-nilai kebangsaan serta rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air dengan kata lain berjuang juga untuk mencapai kemerdeakaan sebagai suatu bangsa.

Ki Hajar Dewantara  tidak hanya kritis dalam hal rakyat dalam memperoleh pendidikan atau hanya dapat menulis dan berhitung (tidak buta huruf) semata, nilai-nilai kebudayaan yang melekat pada rakyat juga harus tetap dijaga dan dilestarikan karena hal itulah bekal untuk tetap mencitai dan memiliki rasa bangga sebagai rakyat indonesia yang terus berjuang demi sebuah kemerdekaan. Kebudayaan lokal harus tetap sejalan dengan masuknya budaya lain karena hal itu akan menjadikan konvergensi budaya yang menimbulkan keragaman namun tetap berada pada titik nilai budaya sendiri dan itulah bentuk dan sifat dari “Bhineka Tungga Ika”yang hingga saat ini dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

Menurut Mudyaharjo (2006:266) sistem persekolahan pada jaman kolonial Belanda abad ke-20 terdiri atas tiga jenjang pendidikan, yaitu (1) pendidikan rendah (Lagere Onderwijs), yang dibagi menjadi 2, yaitu Sekolah Eropa dan Sekolah Bumiputra, (2) pendidikan lanjutan atau menengah (Middlebaar Onderwijs), (3) pendidikan tinggi (Hooger Onderwijs). Jadi bisa disimpulkan bahwa tiap jenjang pendidikan tersebut memiliki kurikulum yang berbeda

Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional dan dilanjutkan pertanyaan Apakah ada perubahan pendidikan sekarang dan zaman dulu? melalui  Perguruan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara  bermakud untuk merangkul semua lapisan untuk mendapatkan pendidikan tidak terbatas kepada satu golongan saja. Sehingga kehadiran Taman Siswa menjadi jawaban atas penderitaan rakyat yang belum merdeka dalam hal pendidikan. Jika sebelum kemerdekaan yang menjadi kritik Ki Hajar Dewantara  adalah akses untuk mendapat pendidikan yang harus tersedia, namun beda hal nya saat ini dengan kesempatan yang terbuka apakah pendidikan yang diberikan telah sejalan dengan cita-cita dasar pendidkan itu sendiri, walaupun demikian masih banyak rakyat di Indonesia yang masuk jurang kemiskinan dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Artinya bangsa indonesia boleh merdeka namun rakyat belum sepenuhnya merdeka padahal Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 berbunyi setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak.

 

Perjalanan Pendidikan Indonesia: Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Masa Sekarang

Tahun ini, 77 Tahun Indonesia telah merdeka dan 1 Abad Perguruan Taman Siswa telah hadir dan turut serta dalam  membangun dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai manifestasi pemikiran kritis Ki Hajar Dewantara  dalam dunia pendidikan, Perguruan Taman Siswa berperan besar dalam mengisi kekosongan ilmu pengetahuan yang selama ini tidak diperoleh oleh rakyat. Bagi saya Ki Hajar Dewantara  melalui Pemikirannya telah membuka mata hati setiap orang  khususnya sebagai seorang Guru tidak hanya sedekar mengajar namun juga memastikan bahwa peserta didik menerima ilmu pengetahuan tersebut dengan baik. Terlebih lagi pendidikan formal dikelas tidak hanya menuntut kecakapan secara intelektual semata namun juga sosial dan kebudayaan. Itulah mengapa sangat cerdas pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang meletakkan pendidikan dan nilai-nilai budaya pada garis yang sama, kontinuitas dan mendukung satu sama lain. Hal ini mengingat masuknya budaya baru yang bisa menggerus budaya sendiri jika tidak dilestarkan melaui bekal ilmu pengetahuan.

Setelah membaca perjalanan pendidikan di Indonsia dan pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya menyadari bahwa ajaran dari Perguruan Taman Siswa mengandung paham multikulturalisme, memelihara dan mengembangkan kebudayaan serta menunjukkan budi pekerti. Hal ini merupakan hal baru yang saya dapatkan selama menempuh pendidikan, bahkan pemikiran seperti ini tidak akan diperoleh tanpa secara khusus menelusuri kembali jejak pendidikan Indonesia dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Berdasarkan hal ini terdapat kekeliruan saya alami sendiri selama menjadi guru baik di negeri maupun swasta, proses pendidikan di sekolah hanya menuntu siswa untuk pandai mata pelajaran, mendapat nilai bagus, rangking dan semuanya hanya berujung prestasi akademik. Sekolah mulai melupakan esensi dari sebuah pendidikan itu sendiri, dimana pendidikan tidak hanya berpusat pada akademik saja, nilai-nilai kebudayaan dan budi pekerti tidak menjadi bagian dari pendidikan itu sendiri. Artinya keterlibatan guru harusnya lebih luas dan tida dibatasi oleh akademik semata, merujuk tiga konsep pengajaran dalam kegiatan pendidikan Taman Siswa, yaitu ing ngarso sung tulodo (guru memberi contoh, teladan kepada siswanya), ing madyo mangun karsa (guru mampu memotivasi siswanya), dan tut wuri handayani (guru membimbing siswanya). apakah setiap insan guru menjalankan semua itu? Inilah yang semestinya ditanyakan kembali kepada diri masing-masing, apakah menjadi guru hanya sebatas cita-cita, passion atau tuntunan pekerjaan saja.

Menurut hemata saya, Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya saat ini telah menghidupkan kembali tiga konsep pengaajaran tersebut, dengan menggerakkan paradigma baru yaitu Merdeka Belajar yaitu salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa. Ini sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan. Tentu saja pemerintah juga harus memastikan bahwa tidak ada lagi rakyat yang tidak bersekolah disebabkan oleh masalah ekonomi, karena itulah jaminan dari negara untuk rakyat berdasarkan UU 1945. Dengan demikian maka semangat Ki Hajar Dewantara melalui Taman Siswa tetap terus dirasakan oleh generasi ke generasi, pendidikan yang layak bagi semua golongan adalah Indonesia dimasa depan. Semua akses pendidikan terbuka dan dapat dirasakan tanpa batasan apapun dan yang terpenting menurut saya, setiap insan Guru harus memilik semangat Ki Hajar Dewantara dalam dirinya.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post