Pergantian Kurikulum ala Kemdiknas Jepang
Sistem kurikulum Jepang setiap mata pelajaran terdiri dari materi dan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam course of study yang ditentukan oleh pemerintah. Kurikulum nasional Jepang dibuat dengan tujuan kemampuan dan kompetensi siswa diharapkan agar mampu menghadapi hidup. Kurikulum nasional Jepang dibuat dalam 3 konsep, yaitu kemampuan dasar, kemampuan budi pekerti, kesehatan badan. Setiap sekolah bebas mengembangkan kurikulum.
Kemampuan bahasa bertujuan untuk mengajarkan bagaimana siswa berpikir dan menyampaikan kepada orang lain. Penilaian ditekankan pada kemampuan Membaca, Matematik, Science.
Setiap 10 tahun dilakukan revisi kurikulum nasional. Tahun 2016 adalah waktu untuk merevisi kurikulum nasional. Perubahan kurikulum berdasarkan kebutuhan. Revisi yang dilakukan ditekankan pada bagaimana menyiapkan siswa agar mampu menghadapi kehidupan di era globalisasi melalui 3 hal penting: belajar apa?, kompetensi apa yang dimiliki anak?, kemampuan apa untuk setiap anak yang harus dikembangkan?.
Kemampuan yang diharapkan pada siswa dalam revisi kurikulum yaitu kompetensi yang harus dikuasai siswa, cara penerapan pengetahuan, bagaimana siswa nantinya bisa menjadi masyarakat yang memiliki konstribusi di lingkungannya dan di dunia melalui active learning, di mana guru dituntut untuk membuat siswa aktif dan siswa menjadi subjek pembelajaran. Pada kurikulum manajemen semua mata pelajaran dilihat secara horizontal.
Revisi kurikulum baru saat ini masih taraf diskusi. Pada revisi kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa Inggris diterapkan mulai kelas 3, yang sebelumnya hanya diterapkan mulai kelas 5. Hak pilih yang semula mulai usia 20 tahun mengalami perubahan menjadi 18 tahun. Sehingga siswa SMA sudah memiliki hak pilih. Untuk itu siswa SMA dibekali mata pelajaran tentang politik dan publik agar mereka dapat bertanggung jawab atas pilihannya.
Pengembangan kurikulum diserahkan kepada sekolah, sejauh tidak mengurangi standar kurikulum nasional. Untuk mengawasi implementasi kurikulum yaitu melalui dewan pendidikan yang ada di setiap kota. Sekolah wajib melaporkan hasil pelaksanaan kurikulum kepada dewan pendidikan, setelah itu di evaluasi dan ditindak lanjuti melalui pembinaan.
Pembentukan karakter dan disiplin dibentuk melalui manajemen dan pengelolaan kelas guru di Jepang. Contoh kurikulum muatan lokal yaitu memasukkan musik tradisional, karena Jepang tidak beragam seperti Indonesia. Spesial activities pada kurikulum Jepang contohnya kegiatan out bound antara guru dan siswa, festival olah raga, diskusi antara guru dan siswa.
Standar penilaian terbagi dalam aspek pengetahuan, pola pikir, budi pekerti dan kecakapan. Mata pelajaran IPA dan IPS pada kelas satu tidak dimasukkan pada kurikulum, namun lebih diarahkan kepada pengenalan lingkungan dan penerapannya. Mata pelajaran Musik dan SBK pada kelas 1 bertujuan untuk belajar yang menyenangkan. Pembibitan atlit olah raga tidak dilakukan di sekolah, tetapi dilakukan di masyarakat. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga lebih menekankan agar siswa suka berolahraga dan untuk kesehatan tubuh, tidak ditekankan untuk prestasi.
Tokyo, 18 April 2016
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar