Selamat Datang Mas Nadiem
KULIHAT PELANGI DI MATAMU
Tak sengaja aku menyimak acara TV pagi itu. Kebetulan pas acara pengumuman penunjukan ,Menteri kabinet diera kepemimpinan Presiden Ir. Joko Widodo periode kedua. Aku melihat dari layar TV yang tidak begitu lebar di kantorku. Satu-satu kuamati wajah-wajah yang familiar yang sering menghiasi layar kaca di sebuah stasiun TV swasta, walaupun ada sebagian aku tidak tahu namanya karena memang aku kurang suka dunia politik.
Ada sosok yang menyita perhatianku, masih muda dan cakep, duh Gusti siapakah dia? Dengan seksama aku ikuti satu-satu pengumuman dari Pak Presiden, bakal ditunjuk sebagai menteri apa ya? Oh...ternyata Pendidkan dan Kebudayaan. Entah mengapa aku jadi gembira mendengar dia disebut seagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Aku ingin tahu lebih detail Profil dia. Alhasil dari informasi “Mbah Gogle” ternyata dia sebagai CEO dan pendiri Gojek yang mempunyai nama lengkap NADIEM ANWAR MAKARIM yang masih berusia 35 Tahun lulusan Harvard, juga sebagai Menteri Termuda dalam jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju masa jabatan 2019-2024. dan yang membuat aku bangga dia sangat ramah dan santun.
Sejak pengumuman itu aku optimis pendidkan di Indonesia akan lebih maju dan berkembang, karena melihat kesuksesan dia sebagai pendidri PT Gojek yang merupakan penyedia jasa transportasi ojek di indonesian yang berkembang pesat dan mulai merambah ke beberapa negara tetangga. Walaupun ada beberapa orang yang menyangsikan kemampuan dia dalam mengelola pendidikan di Indonesia karena notabenenya latar belakang pendidkan dan usahanya bukan bidang pendidikan.
Pak Presiden menunjuk dia sebagai Mendikbud pasti sudah melalui pertimbangan yang matang. Terlepas dari gonjang ganjing dunia politik di Indonesia seorang Presiden tentu ingin negara ini maju, adil makmur sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam tulisan ini aku mewakili guru-guru dan wali murid yang sempat menulis komentar di kolom Facebookku. Dari komentar @Yulis Setyowati : aku ingin Guru Paud utamanya yang non PNS diperhatikan kesejahteraannya, tapi jangan dituntut keprofesionalannya, merealisasikan tunjangan Kepala Sekolah dan Pengawas sekolah. @Allen : saya usul Buku Pelajaran dan baju seragam dibagi gratis dari sekolah. @Devi Marta Erika : aku ingin beasiswa gratis untuk Penilik Paud dan Dikmas dari S2 dan S3 @Asrul Erlina : saya berharap pendidikan lebih diutamakan karena maju mundurnya bangsa itu dilihat dari pendidikannya @Srie Wahyuni Ulpa: Pendaftaran PNS tidak dibatasi umur,angkat guru honor yang sudah tua dan lama mengabdi @Gunawan Semedi : guru honor mendapat gaji yang layak setiap bulan @Nur Hasan : Menteri keren...programnya masuk nggak nanti.
Pak Menteri, dari tatapan matamu ada seberkas pelangi indah berwarna warni. Aku ingin pendidikan di Indonesia seperti tatapan mata indahmu, sebagaimana keinginku dan semua masyarakat Indonesia yaitu pendidikan yang baik dan bermutu akan membentuk manusia Indonesia yang Unggul di berbagai sektor, mampu menjawab perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi. Selalu memperbaharui sistem pendidikan sehingga melahitkan putra-putri terbaik bangsa yang memiliki potensi, kreatif, inovativ dan mengembangkan bakat-bakat yang tumbuh dan berkembang dalam segala bidang kehidupan, mental serta fisik yang kuat.
Pak menteri, aku yakin dan percaya di Tanganmu Pendidkan di Indonesia bisa menjawab semua pertanyaan dan tantangan yang belum terjawab dan terlaksana, walaupun aku sadar bahwa tidak mudah untuk selalu memperbaharui pendidikan untuk mencapai standar pendidikan Nasional yang bermutu dan mampu mengikuti serta mengasai perkembangan jaman, karena itu dibutuhkan kebijakan yang mampu memajukan Pendidkan Nasional.
Pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam K 13 juga belum menjawab tercapainya karakter yang diinginkan. Bahkan ada siswa yang kejam, tega membunuh gurunya, ini sangat miris sekali. Tidak sedikit orang tua murid yang datang melabrak guru bahkan menganiaya dengan semaunya cuma karena hal yang sepele. Apakah ini hasil dari K 13? tentu bukan ini yang diharapakan dari pendidkan karakter yang selama ini kita gaungkan.
Pak menteri kami praktisi pendidikan ingin merealisasikan tujuan karakter pendidikan yang sesungguhnya yaitu membangun bangsa yang tangguh, dimana anak didik berakhlaq mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong royong, tanpa dibayang-bayangi istilah HAM.
Pak menteri, saya seorang Penilik Paud dan Dikmas bertugas di Kota Palembang, sering mendengar keluhan guru-guru Paud. Selama ini para pendidik Paud belum dianggap sebagai guru meski diharuskan untuk memiliki kompetensi yang sama. Yang belum sarjana pendidikan diharuskan untuk kuliah di jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Akan tetapi dalam statusnya pendidik Paud merasakan ada diskriminasi dari pemerintah.
Semoga kehadiran pak Menteri dalam kabinet Indonesia Maju ini bisa memberi secercah harapan untuk pendidik Paud seindonesia, seperti pelangi yang indah terpancar dari mata indahmu....BRAVO
Oleh : Uswatun Khasanah, S.Pd., M.Si
Penilik Kota Palembang
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar