Sekotak Receh
Katamu, tulisku candu
Melukis rindu
Dinanti di sepanjang waktu
Kucoba melempar tinta pada lembar baru yang telah membiru
Memainkan makna, melewati retorika
Aku, gumamam yang meminta tempat
Sekedar di mata lalu jatuh ke hati
Menggores pilu agar sendu
Atau memburu suka di lesung pipimu
Tapi waktu memang selalu menemui takdirnya
Tak semerdu lagu rembulan
Tak seriang katak dalam tempurung
Tapi, hujan akan tetap menyisakan dingin
Siang tadi, pikirku tercengang
Ini air hulu yang mungkin menemukan muaranya???
Tragis, sendu, merana tapi itu nyata
Yang akan selalu mendua
Di antara tangis dan tawa
Seonggok kata tengah menanti tuannya
Obral harga tuk sekedar melepas lara
Agar dapat ruang di motel-motel serupa istana
Karna baginya lebih baik berbagi saat menua
Daripada mendiam pelan namun pasti,hilang di antara tumpukan senasib yang berakhir di pengorbanan terakhir si kertas berbaju kata
Sebab makna ilmu adalah terus mengalir tak peduli di mana muaranya, tak peduli jernihnya, dan tak peduli rasanya.
Tetaplah menulis
Dan semangat menggaris
Membagi kata yang meminta makna pada tuan si Gadis
#cucigudangtokobuku
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar