Sedang melihat-lihat kembali koleksi foto di akun Facebook, ada beberapa foto yang memiliki kenangan manis juga menyenangkan.

Salah satunya foto KKN ini, kegiatan senam yang setiap pagi wajib dilaksanakan. Selain memang untuk kebutuhan tubuh kami, senam juga menjadi salah satu proker KKN kami saat itu.

Di foto ini kami sedang melakukan pemanasan untuk memulai senam kewer-kewer. Kebetulan, di tahun itu ada 2 senam yang paling digandrungi banyak orang, yaitu senam kewer-kewer dan senam maumere.

Aku yang saat itu didapuk menjadi ketua KKN sekaligus memilih senam kewer-kewer untuk menjadi senam rutin kita di tempat KKN. Selain lagunya enak di dengar, gerakannya juga lucu. Pikirku, bisa sedikit menghibur diri sambil menjalankan proker KKN.

Namun, aku adalah orang yang mudah sekali tertawa bahkan terhadap hal-hal yang menurut orang lain lucunya tidak seberapa tapi menurutku itu sangat lucu. Sebutannya "receh", hehehe.

Salah satu inisiatifku agar tidak ikut senam kewer-kewer adalah "langsung mengeluarkan HP dan beralih profesi menjadi bagian dokumentasi"🤣

Mengapa demikian ? Padahal aku yang memilih dan merekomendasikan senam itu pada teman-teman yang lain, tapi aku pula yang tidak bisa ikut senamnya ? Ya, karena aku tak tahan, pasti tertawa. Bukannya senam, malah tertawa.

"Siapa yang pimpin senamnya ?" Kata salah seorang teman.

Kubilang : "Oh tentunya yang jurusan olahraga"😂

Agil & Mas Arik be like : "Gak mau, kita pemanasannya aja dah, ga hafal senamnya"🤣

Akhirnya Latep (Latifa) dan Lia 🤭 yang memipin senamnya.

Sebenarnya ini ada videonya, hanya saja karena sudah bertahun-tahun, entah hilang kemana video itu. Di video itu, kurekam ekspresi teman-teman jurusan olahraga yang sangat menikmati senamnya, sangat lincah dan bersemangat yang berhasil membuat kepala desa dan keluarganya tertawa. Hahaha.

Sungguh, setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya.

Salah satu alasanku senang mengabadikan sesuatu dalam foto/video adalah, setiap momen belum tentu terjadi lagi, karena dunia dan manusia itu dinamis.

Aku bersyukur bisa merasakan dan mengabadikan setiap momen manis itu, dan saat ini momen itu telah menjadi salah satu bahan tulisanku. Alhamdulillah.