Hari-hari aku lalui beitu beratnya. Sudah berjalan 4 bulan tetapi tidak serta merta aku bisa move on dari mengingat kenangan manis di tempat tugas yang lama. Bahkan tak jarang, setiap kali aku berangkat ke sekolahku yang sekarang ini, aku masih sering keliru berangkat ke sekolahku yang lama. Aku baru sadar setelah aku sampai di depan gerbang sekolah. "Mak grek. Hadeuhhh.. Kok malah ke sini." Baru setelah menyadari itu aku balik kanan megarahkan motorku kembali untuk melanjutkan perjalannanku ke sekolahku yang baru.

Aku tiba di sekolahku yang sekarang. sudah memasuki bulan nopember. Aku semakin banyak menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. Dengan sekolah lain yang terdekat. Akupun semakin dikenal oleh masyarakat sekitar. Aku semakin berusaha membulatkan tekad, aku harus membawa perubahan nyata di sekolah ini.

Satu hal lagi yang aku lakukan di minggu kedua bulan Nopember ini. Aku mengubah tata letak dan suasana kantor. Aku merubah tempat duduk para bapak/ibu dewan guru. Aku dibantu oleh staf TU, aku bongkar-bongkar lemari. menurunkan barang-barang yang tidak terpakai. Membuangnya. Membersihkan sebagian barang lama yang memang sudah tidak terpakai. Aku menawarkan apakah dibuang saja atau dijual kepada orang rongsokan. Ternyata Bu Siti menyuruh guru lain untuk menualnya. Beberapa komputer dan printer yang tidak terpakai katut juga. Hasil pejualannnya lumayan.

Aku masih tidak paham dengan keadaan ini. kalau di tempat tugasku yang lama yang didapat dari rongsokan ini tidak termasuk setoran kepada bendahara. Ternyata di sekolahku yang ini benar-benar diluar kebiasaan. semua hal tetek bengek tentang keuangan semuanya masuk kepada bendahara yang lain tidak tahu menahu sedikitpun. Aku sungguh heran.

Awal aku mengetahui ini. Ingin rasanya aku curhat kepada bendahara atau orang lain di sekolah lain. Tapi aku berpikur ulang. Itu sama dengean aku membuka aib sendiri. Aku akhirnya memutuskan untuk menanyakannya kepada Kepala Sekolah yang lama. Apa yang dijawabkan oleh Kepala Yang lama membuat aku tercengang. Bahkan Kepala yang lama pun tidak tahu seluk beluk keuangannya. Sungguh menkjubkan. Pantesan begitu aku menanyakan laporan aku maah dijawab aku tidak boleh ikut campur. Ya aneh sekali menurutku. Kok ada organisasi/lembaga formal yang seperti ini.

Aku sungguh tidak bisa menerima argumentasi ini. Aku tidak membiarkannya terus berlanjut. aku harus menghentikan kemungkaran ini.(hanya sekedar bahasaku saja*). Aku menyeledikinya dengan caraku sendiri. Aku sudah terbiasa pulang telat. AKu lakukan kebiasaan ini di sekolahku ini. aku buka-buka file yang ada. Aku mendeteksi lewat komputer. Jawabannya nihil.

Hari-hari berikutnya, aku sering tiba-tiba masuk kelas dimana bendahara bertugas mengajar. Aku sering mendapati dia seakan salah tingkah saat aku bertanya tentang HR guru, tentang pengelolaan dana tahunan dan sebagainya. Betul dia menjawab pertanyaanku. Tetapi lebih mencari alibi dari kepala yang lama.

Sampai akhirnya semua lembaga harus menyetorkan laporan pertanggungjawaban Dana BOS. Disitulah baru dia kelabakan. Mau sedikit terbuka kepadaku dan menunjukkan penggunaan dana BOS kepadaku. Mulai saat itu ada peubahan suasana. Pengelolaan keuangan dibagi 2 POS. Bendhara dan satu orang guru lainnya. Satu point terseleseikan lagi.

Menjelang akan menghadapi Penilaian Akhir Semester ganjil, penyakit kambuhan Bu Nuri datang lagi. Ia sudah mulai menunjukkan gejala kembali tidak aktif masuk sekolah. 1 Minggu hanya masuk 2 kali. sampai akhirnya aku sengaja harus menyatakan perang dengan ketidakdisiplinan Bu Nuri ini. Sungguh tidak bisa didiamkan. Sampai pelaksanaan PAS berakhir aku tunggu kehadirannya, dia hanya muncul 1 kali. Itupun datang terlambat. Dan pulang lebih cepat, sebelum waktunya. Hingga akhirnya tiba saatnya pengumpulan nilai untuk bahan pembagian raport. Bu Nuri masih tidak menunjukkan iktikaf baik. Dia masih tidak masuk dengan tanpa keterangan. Padahal dia sudah menerima Tunjangan Fungsional dan berjanji untuk bisa masuk 6 hari kerja.

Pembagian raport pun telah usai. Sekolah dinyatakan sudah libur dan akan masuk kembali pada tanggal 2 januari 2019. Tidak kabar berita tentang Bu Nuri. Aku berembuk dengan Mantan kepala Sekolah yang sebelum aku tentang keadaan ini. Malahan aku diperingatkan jangan sampai aku me-resign Bu Nuri. Dia mengatakan pasti aku akan mengalami masalah kalau sampai aku me-resign Bu Nuri. Aku akan didatangi oleh orang tuanya. Sama seperti yang telah pernah dialami oleh Mantan Kepala Sekolah tersebut.

Dia tidak tahu kalau aku sudah lebih dahulu mendatangi orang tua Bu Nuri yang mantan kepala dusun tersebut. Aku sudah pernah menyampaikan konsekwensi yang harus diterima jika tidak disiplin masuk. Apalagi terkait dengan TPP dan TF. Aku sudah menyampaikan lebih dahulu. Terlepas dia mau terima atau tidak.

Hingga tiba saatnya liburan telah berakhir. Kami masuk sekolah pada hari rabu, tanggal 2 Januari 2019. hari eprtama masuk. Semua murid dan dewan guru sudah masuk semua. Kali ini, masih pada pokok permasalahan. Bu Nuri tidak nampak batang hidungnya. Kembali tidak masuk dan tidak ada keterangan. Aku sengaja mengadakan rapat kecil sehubungan dengan kepala RA juga telah minta ijin bahwa dia menitipkan RA selama 3 bulan ini. Karena dia harus menjalani PPG di Solo. Jadi dalam rapat tersebut aku membagi tugas kepada para dewan guru MI untuk turut serta membantu mengajar di RA secara bergilir.

Bersambung...