Sayur Segar Tanpa Biaya
#Tagur 3#
"Apa, Ya? Yang akan aku sayur sepulang sekolah nanti," tanya, Bu Aisyah dalam hati. Karena pagi menjelang berangkat sekolah aku tidak sempat membuat sayur sebagai temannya lauk.
Menjelang sampai di rumah. Aku teringat batang Japan yang ku tanam di belakang dapur sudah mulai berbuah.
Setibanya di rumah, usai meletakkan tas laptop yang masih di punggung, aku langsung membuka pintu dapur dan melihat ke arah pohon Japan yang terletak di sudut dapur sehingga bisa di petik dari teras dapur tanpa harus menginjak tanah masuk ke kebun.
"Alhamdulillah, buahnya sudah banyak. Ya, bisalah untuk disayur kapanpun diinginkan," gumamku.
Aku langsung memetik dua buah Japan yang segar dan membawanya naik ke rumah. Saat meletakkan Japan, aku teringat bumbu-bumbu pelengkap supaya sayurnya memberikan rasa yang enak dan aroma yang bisa menghipnotis indera penciuman.

Usai mengganti baju sekolah, aku mengambil seledri untuk menambah aroma sayur Japan yang juga aku tanam di belakang dapur sebagai tanaman tumpang sari. Ya...minimal bisa buat sayur keluarga dan tidak harus mengeluarkan pulus.
Setelah beberapa tangkai seledri berada dalam genggamanku, aku juga memetik beberapa batang bawang perai yang juga tanaman tumpang sari yang bisa menghasilkan uang di kala bulan tua.


Untuk menambah perpaduan warna antara hijau dan merah, aku ambil cabe keriting yang sudah masak di kebun belakang dapur yang merupakan tanaman utama yang hasilnya bisa menambah keuangan keluarga kami sekali seminggu.
Untuk menambah aroma sayurnya, aku juga menambahkan 3 buah bawang merah yang juga tidak dibeli. karena kami berada di daerah pertanian yang banyak menghasilkan bawang merah.
Ketika sayur hampir matang, Pak Su pulang kerja dan mencium aroma harum dari dapur. Beliau langsung menuju dapur.
"Sepertinya ini sayur enak dan segar," ujar Pak Su. Saat dilihat ke wajan "Alhamdulillah semua bahannya hasil tanam sendiri,"
Itu enaknya suka menanam. Aku teringat sebuah pepatah Arab. "Siapa yang menanam pasti akan memetik."
Alhasil. Semua bahan yang aku jadikan sayur tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bahan -bahan dan masih segar serta higienis karena dipetik saat itu juga.
Alahan Panjang, 2 Desember 2022

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Senangnya tinggal di Alahan Panjang yang sejuk, tanaman sayur mudah tumbuh di sana.
Alhamdulillah, Bunda! Hidup lebih irit.
Barakallaah, hasil cocok tanam sendiri, kalau di Jateng buah Jipang, tapi orang Kudus menamakan buah Siyem, sukses Bu Usnidar
Iya ibu. Tidak perlu menguras kantong..
Alhamdulillah. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya,Bunda!
Masya Allah. Senang sekali mendengarnya semua hasil dari alam dari tanaman sendri. Tetap sehat dan bahagia selalu.