'Reseach Paper' Terbang ke Kamboja
‘Research Paper’ Terbang ke Kamboja
Pepatah lama mengatakan pengalaman merupakan guru yang terbaik dalam hidup ini. Guru terbaik akan berupaya memberikan hal baru yang tidak akan terlupakan bagi peserta didiknya. Duh bijaknya, kata-kata itu yang mungkin selalu terngiang di pikiran saya, tanpa saya sadari selalu memotivasi untuk berusaha menemukan hal berbeda dalam hidup ini. Semangat.
Bisa hadir dan mempresentasikan research paper diajang konferensi internasional bertajuk ‘CamTESOL (Cambodia Teaching English to Speaker of Other Languages) ke-9’ merupakan kebetulan yang luar biasa. Acara yang berlangsung di ibukota Negara Kamboja, Phnom Penh, 23-24 Februari 2013 benar-benar menjelma menjadi pengalaman sangat berarti dan membanggakan buat saya.
Sedikitpun, tak pernah terbersit di benak ini dapat berkunjung ke negara penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14, Kamboja. Akan tetapi, bermula dari penyelesaian tugas Ulangan Akhir Semester (UAS) I mata kuliah Academic Writing untuk pemenuhan tugas jurnal pada program studi jurusan Bahasa Inggris pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), tanpa sengaja Kamboja serasa mulai hadir dan kian dekat dalam mimpi saya.
Di luar dugaan, paper yang harus diselesaikan untuk memenuhi tugas kuliah, mendapat apresiasi sangat luar biasa dari Prof. Dr. Gunawan Suryo Putro dan Dr. Tri Wintolo Apoko. Tak disangka beliau tertarik untuk mengirimkan paper saya yang berjudul Optimizing EFL Children Linguistics Intelligence Through Task-Based Language Teaching pada program seleksi ‘Call for paper CamTESOL ke -9 di Kamboja. Hmmm, serius nih.
Namun, sebelum pengiriman abstract paper, saya harus berjuang melengkapi data penelitian yang kurang. Upaya ini terbilang tidak mudah, penelitian ulang saya lakukan untuk menguji landasaan teori yang dipilih. Saya memutuskan mengambil lokasi penelitian di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta pada Januari 2013. Setelah data hasil penelitian dinyatakan lengkap, saya segera melakukan pengiriman abstrak paper ke pihak panitia via email. Wushhhh... ,lega sekali rasanya.
Harap-harap cemas menghiasi pikiran saya menunggu pengumaman hasil seleksi. Eng ing eng ..., notifikasi email yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Saya buka email perlahan, mencari-cari inbok surat masuk balasan dari panitia CamTESOL. Isi surat balasannya menggembirakan, Alhamdulillah kata yang tak henti-hentinya saya ucapkan. Thanks Allah, memaparkan paper penelitian dan bisa menjadi bagian dari acara yang diikuti kurang lebih 33 negara itu adalah anugrah terindahMu yang akan menjadi perjalanan akademis yang luar biasa.
Tentang ‘CamTESOL Conference’
CamTESOL adalah singkatan Cambodia Teaching English to Speaker of Other Languages. Konferensi ini diperuntukkan bagi para profesional di bidang Pengajaran Bahasa Inggris dan isu-isu terkait. Konferensi 2005 adalah kali pertama dari seri konferensi CamTESOL tahunan. Tema konferensi perdana adalah Masalah Praktis dalam Pengajaran, hingga tahun 2013 menginjak ke-9 dengan tema: “Language and Empowerment”.
Konferensi tahunan yang disponsori langsung oleh idp Education Cambodia ini terus dilaksanakan mengikuti perkembangan isu pembelajaran bahasa ELT, ESL, dan EFL. Informasi Call for paper setiap tahun selalu menghiasi notifikasi email saya, jadi pengen ikutan lagi, tapi sayang saya belum punya penelitian terbaru. Bagi guru bahasa Inggris, bisa loh hasil penelitian skripsi diajukan di konferensi ini, tentunya harus direvisi dan disempurnakan dulu. Yuks ikutan, ini gawean guru bahasa Inggris bergengsi loh... .
Persiapan Keberangkatan
Sebelum keberangkatan, kami mempersiapkan banyak hal.Persiapan registrasi konferensi dan akomodasi perjalanan dilakukan tiga bulan sebelum hari H. Rencana keberangkatan 22-26 Februari 2013, dengan perkiraan 2 hari pejalanan pulang pergi, 2 hari pelaksanaan konferensi, dan 1 hari rehat.
Menjelang keberangkatan ini untungnya ada teman seperjuangan Nunung Nuraini yang sama-sama mengikuti program ini, kami bersyukur didampingi oleh dua dosen yang sangat penyabar dan mengayomi mr. Gun dan mr. Tri. Rencana penerbangan kami adalah melalui rute Jakarta-Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur - Phnom Penh. Di Phnom Penh, kami menginap di hotel Goldiana yang letaknya tidak jauh dari lokasi konferensi.
Terbang ke Kamboja
Pada 22 Februari 2013, hari keberangkatan kami ke Kamboja. Setelah menghabiskan perjalanan satu hari penuh karena transit di Kuala Lumpur lalu Phnom Penh. Kami mendarat di Phnom Penh dan langsung menuju hotel menggunakan ‘TUK TUK’. ‘TUK TUK’ adalah kendaraan khas Kamboja, kendaraan ini mirip seperti delman, namun yang membedakannya adalah delman ditarik oleh kuda sedangkan ‘TUK TUK’ ditarik oleh sepeda motor.
Suasana Kamboja mengingatkan saya akan etniknya suasana Jawa khususnya Jogjakarta dengan bangunan candi dan tulisan Jawa kunonya. Candi Borobudur dan Angkor Wat sama-sama warisan purbakala serupa yang didaulat sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Ternyata sejarahnya, hubungan antara Indonesia kuno dan Kamboja telah dirintis sejak zaman Kerajaan Chenla dan wangsa Sailendra di Jawa juga kerajaan Sriwijaya; disebutkan bahwa raja Jayawarman II sempat tinggal selama beberapa lama di pulau Jawa pada masa pemerintahan Sailendra, dan pada 802 ia menyatakan kemerdekaan Kamboja dari Jawa dan memproklamirkan dirinya sebagai raja jagat, peristiwa ini memulai periode Angkor dalam sejarah Kamboja. (wikipedia.org). Wah, pantesan mirip ya candinya. Tulisan Jawa kuno dengan bahasa Khmer juga hampir serupa.
Presentasi Research Paper
Keesokan harinya, hari pertama, sabtu 23 Februari 2013, hari yang dinanti akhirnya tiba. Hari pertama konferensi ini berlangsung di Venue National Institute of Education, Phnom Penh. Tidak kurang dari 1500 peserta dari 33 negara tahun ini.
Acara diawali dengan pembukaan konferensi oleh HE Im Sethy, Menteri Departemen Pendidikan, pemuda dan Olah Raga (MoEYS) Kamboja. Kemudian, dilanjutkan dengan opening plenary speaker oleh Dr. Richmond Stroup (Chair of the Master Program, International Language Education: TESOL Soka University, dan Sovanarith Lim (Teacher, educator at Institute of Foreign Language, Royal University of Phnom Penh, Cambodia).
Setelah acara pembukaan, peserta dapat memilih tema dari 376 tema presentasi tentang berbagai disiplin ilmu bahasa dari setiap ‘Parallel session 30 menit presentasion’ sesuai lokal dan pembicara terjadwal. ‘Parallel session 30 menit presentasion’ adalah dimana presenter mempunyai waktu 30 menit untuk mempresentasikan research paper di depan para peserta.
Hari kedua, minggu 24 Februari 2013 merupakan lanjutan ‘Parallel session 30 menit presentasion’. Hari ini jadwal saya loh, tepatnya 08.30-09.00 bertempat d lokal B2. Rasa cemas mewarnai presentasi, akan tetapi rasa itu berangsur hilang ketika tema yang saya sampaikan mendapat respon positif dari peserta. Terbukti dengan banyaknya peserta yang hadir memenuhi ruangan dan antusias mengikuti diskusi interaktif setelahnya hingga melampaui jadwal seharusnya. Fantastis, yang seharusnya selesai dalam kurang lebih 1 jam, saat itu diskusi mengalir hingga 11.30.
Tepat pukul 13.00 waktu Kamboja, acara dilanjutkan kembali dengan ‘Plenary Closing Session’ oleh Prof. Paul Nation (Professor Emeritus of Applied Language Studies, Victory University of Wellington, New Zealand) menyampaikan What EFL teacher should know?. Selesai penutupan oleh Sovanarith Ngov, berakhir pulalah rangkaian acara CamTESOL ke-9. Senangnya mendapat dua sertifikat sekaligus, sebagai peserta juga sebagai presenter.
Rehat
Lega rasanya melewati dua hari rangkaian acara konferensi. Beban dan tanggung jawab tertunaikan, plooong, bahagia bisa melewatinya penuh makna. Sebelum meninggalkan Kamboja, esok hari waktunya bersantai menikmati suasana Kamboja. Mengendarai TUK TUK berkeliling Phnom Penh, menyusuri indahnya sungai Mekong, bersantai dihalaman Cambodia Palace, berkunjung ke Qunalom Pagoda.
Destinasi terakhir adalah tempat beli oleh-oleh. Rusian Market adalah tempat yang tidak terlewatkan, pasar tradiosional Kamboja ini terkenal murah dan menyediakan aneka macam oleh-oleh khas Kamboja. Saya paling betah di sentra ini, maklumlah ibu-ibu... , ketemu pasar cuss belanja deh refresing juga khan. Belum puas di situ, kami juga mengunjungi Central Market. Pasar modernnya Kamboja ini memang lebih bersih dan lebih tertata, tetapi harganya lumayan lebih mahal daripada Rusian Market.
Terasa singkat waktu berjalan, Kamboja telah memberikan kenangan terindah penuh asupan pengetahuan. Berharap kesempatan mendatang mengunjungi negara lainnya, mengulang masa ini, mempunyai karya tulisan yang bisa dinikmati orang lain. Menulislah... banyak yang bisa kita nikmati didalamnya. Penghargaan dan pengalaman yang tidak bisa dibayarkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
pengalaman yang luarrrr biasa. terima kasih sudah berbagi cerita indah
Eng ing eng. Mengingatkan saya kecil dulu. "Penghargaan dan pengalaman yang tidak bisa dibayarkan."
Subhanalloh.... Zuper zekali...
thanks b haji sri dah mau baca
tulisan ini terinspirasi tulisan pa yudha loh... .thanks pa yudha semangatnya
Nostalgia masa lalu pa leck...semoga bs megulanginya lg.amiiin. trmkasih dah berkenan baca
Bagus sekali penuturannya miss Upit.
thanks b ermawati. masih harus banyak belajar
Pengalaman yang Ruarr Biasa.... Good Job Bu Upit.
Terima kasih b yayat berkenan baca