#Tanatangan Menulis (hari ke 06)

#Pentigraf

Penumpang Setengah Jalan

“Eh ma, besok ya, acara syukuran di rumah adik ?” tanya suami yang mendadak hadir di belakangku. Aku yang sore itu sedang asyik menikmati indahnya tanaman bunga di teras samping rumah. “Oh iya ya, aku lupa. Untung bapak ngingatin.” Jawabku sambil merapikan posisi pot bunga.Adikku memang mau mengadakan syukuran dan telah mengundang kami melalui telepon sejak seminggu yang lalu.

“Bagaimana pak, kita mau berangkat?” tanyaku kepada suami. “Ayo, siap-siap. Selepas sholat magrib kita berangkat.” Tegas paksu. Keputusan yang tepat, pikirku. Karena acara syukuran digelar esok hari, tidak mungkin berangkatnya besok pagi. Sama keluarga kan harus bantu-bantu persiapannya dulu. hehehe

“Ayo ma, kita berangkat!” kata si bapak. “Tunggu sebentar”. Jawabku sambil mengecek seluruh bagian rumah. Memastikan bahwa keadaan rumah telah aman untuk ditinggalkan.

Di perjalanan, mampir sebentar di SPBU, kemudian lanjut lagi. Aku yang duduk di belakang kendaraan roda dua itu, sedari tadi memperhatikan posisi tangan pengendara motor yang membawaku. Mengapa klaksonnya bunyi ya? Tanyaku dalam hati. Padahal jalanan sepi, dan di kiri kanan jalan, hanya ada hamparan empang yang sangat luas. Sampai di depan sebuah rumah, motor pun berhenti. “Alhamdulillah, lega...!” kata bapak. Ternyata yang membunyikan klakson motor tadi, bukan bapak. Dan saat menjalankan motornya, bapak pun merasakan ada beban yang berat di atas kedaraannya.Seketika beban itu hilang dan bapak menghentikan kendaraannya tepat di sebuah rumah warga.

#Parigi Moutong

#18042021