#Tantangan Menulis gurusiana (hari ke 14)

#Pentigraf

CERITA SENJA

Sejak pagi aku sudah mempersiapkan bahan menu masakan untuk buka puasa nanti sore. Sebenarnya sih, ingin membeli saja takjil di luar rumah, tetapi sayang kan bahan gratis ada di rumah. Takut mubazir. Jadi, harus buat sendiri. Aku ambil setengah kaleng susu kacang hijau, cuci bersih, kemudian ku rendam. Tujuannya, agar waktu perebusan tidak terlalu lama ( itu cara aku). “Pak, tolong nanti setelah solat zuhur, kupaskan kelapa satu biji ya !” pintaku pada suami. “Iya, nanti kan? Mau buat bubur kacang ijo ya?” tanya suamiku.

Setelah istirahat siang sebentar, aku lahat jam telah menunjuk pukul 14.30. Lalu aku mulai berdansa di dapur. Semua bahan telah aku persiapkan satu demi satu, mulai dari lauk, sayur, dan takjil yaitu bubur kacang ijo. Karena semuanya sudah selesai, tinggal menunggu santannya bubur kacang ijo, maka aku mulai ambil alat tempur untuk mengupas kelapa. Sebelumnya aku tengok suami dulu. Ternyata masih enak tidur. Pikirku, biarlah beliau tidur dulu, sayang aku bangunkan. Apalagi beliau sedang pilek.

Terdengar suara azan dari masjid, pertanda sudah waktunya solat asar. Aku tersandar lunglai di kursi sambil merintih, karena tanganku terkena golok. Suami terbangun setelah mendengar suara azan, lalu berwudhu. “Mama, kenapa mak?” tanya suamiku. Aku sesegukan karena sakit dan sedih karena suami tidak menepati janjinya. “Ternyata tak semudah yang aku bayangkan. Ya, begini jadinya. Aku pingin nangis pak ( hik...hik...hik... suara bertambah keras). “Ya udah, nangis ajah. Sudah nangis masih bilang kepingin”. Sambil lalu ke masjid. Karena sudah ditinggal, aku tidak melanjutkan tangisku. Namun, melanjutkan dansaku bersama bubur kacang ijo.

#Parigi Moutong

#26042021