H1

//Bismillaahirrahmaanirrahiim

Jalan-jalan pagi selepas subuh sudah menjadi rutinitasku dan keluarga selama masa pandemi. Pagi ini aku memilih untuk mengambil arah utara. Berarti menuju ke desa Plosokandang. Desa yang saat ini sepi. Hanya ramai dengan bangunan-bangunan kosong yang mungkin merintih karena tak berpenghuni.

Desa ini pernah besar, karena ada kampus besar di dalamnya, UIN SATU (Universitas Islam Negeri Sayyid Rahmatulah Tulungagung). Desa yang dulu tak pernah sepi dari hilir mudik mahasiswa mulai dari pagi sampai malam hari. Penjaja makanan pun menjamur hampir di seluruh titik desa. Warung kopi khas Tulungagung dan cethenya juga menyemarakkan bursa kuliner di sekitar kampus. Bahkan meluber sampai ke desa tetangga. Keberadaan UIN SATU membawa berkah yang luar biasa.

Banyak rumah singgah, rumah kos dan kontrakan di sekitar kampus. Bahkan hingga hari ini, di saat mahasiswa melaksanakan perkuliahan dari rumah, masih ada beberapa bang unan yang masih dalam proses pembangunan. Padahal bangunan yang lain berjajar-jajar meratapi diri. Bahkan ada yang ditempel banner di depannya, nelangsa membacanya. Dijual kontrakan yang terdiri dari sekian kamar, lengkap deskripsi fasilitasnya.

Tak kuasa aku membayangkan bagaimana pilunya para pemilik kontrakan itu. Hanya doa yang bisa terpanjat, memohon dengan sangat kepadaMu, semoga pandemi segera berlalu.