umi wahyuningsih

Mengajar di SMP Negeri 91 Jakarta mata pelajaran IPA. Dan menjadi pembina Ekskul ROHIS. Impiannya adalah meninggalkan warisan berharga berupa buku....

Selengkapnya
Navigasi Web

RICO NAMANYA

 

      Pandemi Corona, memaksa unsur pendidikan dari Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, Peserta didik dan orang tua, bahkan lembaga bimbingan belajar, platform berbasis pendidikan dan informatika seperti terkena sengatan listrik bertegangan tinggi. 

      Bagaimana tidak, suasana nyaman di dalam kelas, di ruangan bimbel dan di lapangan sekolah menjadi tempat yang harus ditinggalkan dan diganti dengan diam di rumah.

      Pembelajaran luring ( luar jaringan) pun berganti menjadi Pembelajaran daring ( dalam jaringan ). 

      Sekalipun Ulangan daring sering kali dilakukan guru, tetap saja berbeda rasanya, pada masa pandemi ini.  

     Sebelumnya, semua peserta didik, bisa mengikuti Ulangan, entah bagaimana pun caranya. Sehingga kami merasa bahwa tidak akan ada masalah jika pada masa pandemi ini dilaksanakan Ujian Sekolah secara daring. 

      Akan tetapi, kami baru tersadar, bahwa ada satu orang peserta didik yang tidak pernah ada dalam grup WhatsApp, tidak pernah mengirimkan video penampilan Ujian praktek, tidak pernah muncul di zoom meeting. Dan dia bernama Rico. 

       Selidik punya selidik, ternyata selama ini, Rico bisa mengikuti Ulangan daring dengan meminjam gawai teman-temannya. Dan, dengan gawai jadul yang dipegang ibunya, yang hanya bisa mengirim dan menerima SMS, dia menanyakan informasi grup WhatsApp kepada teman-temannya. 

     Kamipun kembali tersengat listrik tegangan ekstra tinggi. Bagaimana mengatasi masalah ini?. Sementara, Ujian Sekolah secara daring harus segera dilaksanakan.

      Dengan penuh kesabaran, walikelas Rico, setiap hari mengantarkan soal dan mengambilnya beserta lembar jawaban ke rumah Rico. 

      Kami tidak habis pikir, di Jakarta yang memberikan fasilitas sekolah gratis, bahkan di beri beasiswa melalui KJP, masih ada anak yang tidak berinteraksi dengan gawai.

      Di akhir tahun ajaran, kami diberi sengatan listrik lagi dengan PPDB yang kontroversi dengan sistem yang mengutamakan umur. Orang tua banyak yang menangis karena anak-anak nya tidak bisa melanjutkan sekolah di SMA ataupun SMK negeri.

      Dan sengatan listrik yang terakhir, sengatan yang kecil dan menghangatkan adalah, diantara nama yang diterima di salah satu SMK Negeri adalah peserta didik kami yang bernama Rico.

     Diatas semua sengatan listrik itu, ada perasaan lega dan bahagia. Karena kebijakan Pemerintah daerah telah memberi kesempatan kepada Rico untuk dapat melanjutkan sekolah secara gratis. Semoga hari selanjutnya, ada kemudahan buat Rico dalam proses pembelajaran daring.

      

Selamat Belajar Rico.

Jadilah yang terbaik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih infonya Bu.

09 Jul
Balas

Masya Allah. Bagus banget Ummy. Masukannya, klo bisa kalimatnya jangan terlalu panjang Ummy. Terus hindari pengulangan kata. Gitu nasehat yang sering di dapat daei Bunda Rochma Yulika.hehe

03 Jul
Balas

Terimakasih masukannya Bu Herlin

04 Jul

Tulisan yang bagus bu Umi. Smoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Untuk memperlakukan anak didik dengan sepenuh hati. Dibalik kesulitan ternyata ada kemudahan.

03 Jul
Balas

Terimakasih Bu Ati. Mohon kritiknya...

04 Jul



search

New Post