Navigasi Web
WAWASAN KEBHINEKAAN GLOBAL
Kebhinekaan Global

WAWASAN KEBHINEKAAN GLOBAL

Oleh: Umi Muntamah (NIM : 233113702864 / Kelas : PGSD 002)

1. Dunia yang Berwarna ( Topik 1 )

Dalam topik ini dibahas tentang keberagaman yang terjadi di dunia ini. Dunia ini dipenuhi oleh manusia denga perbedaan yang sangat kompleks, mulai dari latar belakang, agama, warna kulit, bahasa, suku, hobi, dan lain-lain. Sejak dahulu kala manusia bermigrasi dari tempat asalnya menuju tempat baru untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Manusia tidak dapat hidup menetap di tempat kelahirannya tanpa bermigrasi atau berpindah tempat ke daerah lain, sebab dengan bermigrasi maka manusia dapat berinteraksi dengan sesama dan saling melengkapi satu sama lainnya.

Selama berabad-abad manusia dari berbagai ras dan bangsa hidup berdampingan dengan damai. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai rasa ketergantungan dan saling membutuhkan untuk kelangsungan hidup. Tidak ada manusia di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa berdampingan dengan orang lain di sekitarnya.

Namun terkadang ada sosok pemimpin yang menginginkan hanya orang pribumi saja yang boleh tinggal di daerahnya dan mengusir pendatang. Ia merasa bahwa kaum pendatang hanya akan merusak budaya dan kebiasaan yang sudah ada di daerahnya.

Unik dan menariknya, negara kita berasal dari berbagai suku, ras, agama, dan budaya yang berbeda. Namun dengan perbedaan tersebut kita semua menikmati alangkah indahnya Indonesia. Sesuai dengan semboyan kita "Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua)". Kita dapat hidup berdampingan dengan aman, tenteram dan damai dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Perbedaan tersebut justru menjadikan negara kita uik dan menarik dengan keindahan aneka ragamnya budaya di negara kita.

Dengan mengedepankan sikap toleransi yang tinggi kita dapat hidup berdampingan dengan nyaman, menumbuhkan rasa saling menghormati dan menjaga kedamaian. Sudah seharusnya kita nikmati dan merayakan keberagaman dengan penuh kebahagiaan.

2. Negeri Penuh Harmoni (Topik 2)

Hidup tenteram dan damai adalah dambaan semua insan di dunia. Dengan keberagaman yang berwarna manusia dapat hidup damai dengan toleransi.

a. Perbedaan Toleransi, Intoleransi dan Radikalisme.

Toleransi adalah sikap saling menghormati saling menerima dan saling menghargai di tengah keragaman budaya kebebasan berekspresi dan karakter manusia. (sumber United Nations educational scientific and cultural organization, "UNESCO"). Sikap toleransi inilah yang berperan sangat penting dalam keharmonian berlangsungnya hidup.

Tindak kekerasan atas dasar diskriminasi terhadap suku agama ras dan atau antargolongan (SARA) merupakan segala bentuk perbedaan pengecualian pembatasan atau pemilihan berdasarkan pada SARA yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan perolehan atau pelaksanaan atas hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan. (Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 Pasal 6 )

Radikalisme adalah sikap atau tindakan menentang salah satu dari empat pilar kenegaraan NKRI Pancasila Bhinneka Tunggal Ika. UUD 1945 SKB II K/L tentang penanganan radikalisme di kalangan ASN, 2019)

Setiap suku sulit mencapai tujuannya disebabkan karena belum terbiasa, atau belum mengenal, hal ini menjadikan tantangan. Rintangan dan tantangan yang menjadi kendala tercapainya tujuan disebabkan karena tidak ada kesepakatan antara suku yang satu dan suku yang lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita memupuk sikap toleransi dan membuat kesepakatan bersama atau menyamakan persepsi terlebih dahulu

b. Beragam Praktik Toleransi di Pelosok Negeri

Berdasarkan video praktik toleransi yang saya tonton pada saat melakukan diklat wawasan kebhinekaan global, diantaranya:

1.Toleransi di Sekolah

Siswa SMP Kristen Yahya Bandung melakukan kunjungan ke SMP Muhammadiyah 8 Bandung program yang diberi nama breaking down the walls ini bertujuan untuk membangun jembatan pemahaman dan meruntuhkan tembok prasangka

2. Toleransi di Pesantren

Untuk menumbuhkan sikap toleransi dan pemahaman terhadap budaya lain dalam satu kamar ditempatkan para santri yang berasal dari berbagai daerah baik Jawa luar Jawa dan maupun santri dari luar negeri

3. Toleransi di Masyarakat

Toleransi antar umat beragama di Kabupaten tambrauw, Papua Barat menjadi contoh yang indah panitia yang bertugas pada perayaan hari besar umat Kristen adalah umat Islam begitu juga sebaliknya.

c. Hebat Jadi Moderat

Moderat berarti berada di tengah-tengah, seimbang dan tidak berlebihan. Dengan menerapkan hidup moderat dikalangan berbagai keanekaragaman kita dapat menciptakan suasana nayman dan damai juga. Sikap moderat tidak hanya dalam beragama saja, melainkan juga dalam berbagai aspek kehidupan.

"Kekayaan Indonesia bukan hanya dalam budaya, tradisi, seni, dan ras saja, tetapi indonesia juga kaya dalam aneka makanan di pelosok negeri. "

"Mari saling menjaga dan saling menghormati tumbuhkan moderasi dengan toleransi di bumi pertiwi."

3. Damai Mulai dari Diri

Setiap manusia pasti mempunyai identitas. Identitas merupakan ciri dari diri kita agar seseorang bisa mengenali kita dengan jelas. Mungkin kita punya kesamaan identitas suku dengan seseorang tetapi berbeda identitas agama dengan orang tersebut. Misalnya Si A dan Si B sama-sama berasal dari suku Jawa, tetapi mereka memeluk agama yang berbeda.

Ada identitas yang begitu saja kita terima sejak lahir dan tidak bisa diubah ada juga identitas yang kita bangun ciptakan dan ubah. Misalnya warna kulit, wajah, agama, dan jenis kelamin. Ada identitas yang kita anggap sangat penting jika orang merendahkan identitas tersebut kita akan merasa sangat tersinggung, misalnya ketika ada seseorang merendahkan orangtua lainnya maka seseorang tersebut akan merasa sangat tersinggung dan marah, sebab baginya orang tua adalah orang yang harus dihargai dan dihormati.

Setiap orang unik dan tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Salah satu contoh standar kata cantik bagi bintang iklan tidak bisa kita jadikan patokan untuk mengukur diri sendiri. Oleh karenanya sayangi diri sendiri, tumbuhkan kesadaran dari dalam diri, syukuri dan nikmati dengan merawat dan melindungi diri dengan sikap rendah hati.

4. Sekolahku yang Bhineka

a. Implementasi Toleransi di Sekolahku

Budaya kelas misalnya manajemen kelas,metode dan bahan ajar, suasana dan lingkungan belajar. Misalnya piket kelas, tutor sebaya, diskusi kelompok, pembelajaran di luar kelas, kreatiitas dan kreasi media belajar yang menarik dan menyenangkan di kelas.

Budaya sekolah misalnya kebijakan sekolah dan lingkungan sekolah

Kegiatan siswa misalnya manajemen kegiatan, aktivitas kegiatan atau program, dan materi atau konten

b. Memperkuat Budaya Sekolah dengan Aktivitas Kebhinekaan

Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan yang dapat diterapkan di sekolah untuk memperkuat budaya sekolah dengan aktivias kebhinekaan.

1. Olahraga dan permainan misalnya pertandingan persahabatan, festival permainan tradisional, dan sebagainya

2. Seni budaya dan agama misalnya pentas seni, batik Day, Culinery days, perayaan hari besar agama, pekan kreativitas belajar.

3. Media komunikasi misalnya visual corner, mading online, e-bulletin dan sebagainya.

4. Kolaborasi misalnya kerjasama dengan sekolah lain yang berbeda agama atau budaya untuk membuat karya seperti komik Vlog film pendek podcast dan sebagainya.

"Kebhinekaan bukan menjadi penghalang untuk menciptakan sekolah yang maju dan berkembang."

5. Sekolahku yang Damai

a. Menjaga sekolah tetap damai

Untuk menjaga kedamaian sekolah kita harus meningkatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan (R) dengan demikian resiko akan menjadi lebih kecil

Kerentanan dan resiko dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu baik itu yang bersifat ancaman yang bersifat kerentanan. Ancaman misalnya berasal dari faktor eksternal atau luar sekolah dan tidak bisa dikendalikan seperti halnya beredarnya berita-berita hoaks di lingkungan sekolah dan rumah.

Sedangkan kerentanan biasanya berasal dari faktor internal atau dari dalam sekolah. Faktor ini masih bisa dikendalikan karena kerentanan juga terjadi karena kurangnya wawasan, kesadaran dan keterampilan serta titik-titik lemah yang perlu diperbaiki. Kerentanan ini misalnya adalah ada adanya tindakan tidak menghargai agama lain terhadap siswa lain, hal ini terjadi karena adanya kurangnya kesadaran dari dalam diri siswa.

Untuk mengurangi kapasitas dari ancaman dan kerentanan tersebut maka kita harus meningkatkan kapasitas sekolah misalnya dengan menerapkan kesadaran diri, kebijakan sekolah, fasilitas sekolah dan melakukan praktik praktik baik di sekolah. Dengan menerapkan kesadaran disertai dengan adanya kebijakan dari sekolah serta melakukan praktik baik di sekolah maka dapat mengurangi risiko ancaman dan kerentanan sehingga sekolah akan menjadi damai.

b. Membangun Sistim Meningkatkan Kapasitas

Apa itu sekolah damai? sekolah damai adalah sekolah yang aman, menyenangkan dan menciptakan budaya damai.Tidak ada satupun dari warga sekolah baik itu siswa, guru dan tenaga pedidik lainnya di sekolah itu yang merasa tertekan, tidak bahagia dan merasa dipaksa. Semua warga sekolah merasakan suasana damai dengan keberagaman yang ada.

Untuk menciptakan sekolah damai diperlukan beberapa komponen. Komponen sekolah damai yaitu kebijakan, interaksi, promosi, sarana dan partisipasi. Yang dimaksud adalah sekolah mengeluarkan kebijakan terkait dengan sekolah damai yang diikuti dengan adanya interaksi warga sekolah yang menumbuhkan sikap damai seperti toleransi, moderasi dan saling menghormati, dan seluruh warga sekolah berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kebijakan sekolah tersebut sesuai dengan yang sudah direncanakan.

b. Kerentanan (Diskriminasi dan Intoleransi )

Kerentanan berupa diskriminasi dan intoleransi bisa terjadi di lingkungan sekolah, misalnya diskriminasi (pembatasan, pelecehan atau pengucilan secara langsung ataupun tidak berdasarkan perbedaan agama, suku, ras, etnik kelompok golongan, status sosial, status ekonomi, dan aspek kehidupan lainnya. Sedangkan pemaksaan misalnya, memaksa pihak lain, berperilaku secara spontan baik melalui tindakan atau tidak bertindak dengan menggunakan ancaman, imbalan atau intimidasi atau bentuk lain. Perundungan misalnya dibuli karena agamanya, mempertimbangkan agama dalam memilih teman, anak-anak disebut kafir Karena beda agama, siswa SD diancam temannya Karena beda agama, dan anak belajar membenci karena mencontoh orang dewasa.

Sekolah harus selalu waspada terhadap tindakan diskriminasi dan intolerasi di atas untuk kelancaran keberlangsungan kedamaian dalam keberagaman.

Kesimpulan

"Kebhinekaan global merupaka keberagaman yang terdapat di seluruh lapisan dunia. Kita tidak dapat menghindari keberagaman melainkan kita harus saling berkolaborasi dalam memanfaatkan kebhinekaan dalam menciptakan kehidupan yang nyaman, tenteram, dan damai. Suasana nyaman dan damai dapat kita ciptakan dengan menumbuhkan sikap moderasi dan toleransi terhadap sesama manusia."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasan yang keren

09 Jul
Balas



search

New Post