Menjadi Tamu Allah
Hari ini aku dan suami menghadiri undangan manasik dari KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). Kami sengaja mampir ke rumah Pak Udin, tetangga kami yang juga berangkat tahun ini. Sepanjang perjalanan, kami mengobrol banyak hal. Kami baru kenal setelah mengikuti manasik di KBIH yang sama. Sampai akhirnya kami saling bercerita tentang suka duka memenuhi panggilan haji.
“Saya itu tiga tahun berturut-turut diminta menjaga rumah saudara dan tetangga yang pergi haji, lho Pak” kata Pak Udin mengawali ceritanya.
“Saya menjalankan amanah mereka dengan senang hati dan ikhlas. Saya benar-benar tidak ingin imbalan apa pun. Saya hanya mengharap semoga suatu saat bisa beribadah haji seperti mereka.
“Wah Jenengan itu benar-benar orang yang baik, Pak Udin.” Komentar suamiku.
“La yang jaga tahun lalu itu lho, kok saya kepikiran dan sempat bergumam sendiri dan berdoa, “Ya Allah Gusti, sudah tiga kali saya menjagakan rumah saudara dan tetangga yang pergi haji memenuhi panggilan-Mu. Masak iya, saya tidak Engkau undang menjadi tamu-Mu.” Pak Udin melanjutkan ceritanya.
“Lha terus?” tanya suamiku penasaran.
Qadarullah, ibu yang sudah sepuh memintaku mendaftar haji. Beliau ingin saya menjadi pendampingnya nanti saat ibu pergi haji. Estimasi keberangkatan beliau adalah tahun 2022. Tentu saya cepat mengiyakan permintaan beliau. “Doakan, ya Buk, saya dapat sangu untuk mendaftar. Padahal saya belum punya cukup tabungan yang untuk mendapat satu porsi haji. Saya ingin menyenangkan hati beliau. Waktu itu untuk menjadi pendamping harus sudah mendaftar minimal tiga tahun sebelum keberangkatan.”
La tahun itu, tahun 2019 pas batas terakhir untuk mendaftar. Saya jadi bingung, dari mana uang untuk mendaftar. Saya hanya yakin, jika Allah menghendaki, tidak ada yang mustahil, pasti ada jalan. Saya pasrah, kalau ada uang sampai akhir tahun, ya mendaftar. Kalau pun belum ada, bagaimana lagi. Berarti belum waktunya saya berangkat. Katanya, ibadah haji adalah panggilan Ilahi.
“Bener Pak Udin,” sahut suamiku setuju.
“Tak disangka, beberapa tahun setelahnya, ibuk meninggal dunia. Sesuai peraturan Kementrian Agama yang terbaru, porsi haji tersebut bisa dialihkan kepada ahli waris. Sebagai anak barep, saya mengumpulkan semua keluarga dan bermusyawarah untuk menentukan siapa yang berhak menggantikan posisi ibuk. Namun, semua saudara menyarankan saya saja yang berangkat. Alasan mereka, saya paling berhak untuk menggantikan porsi ibuk. Selain saya anak barep, sebelumnya ibu memilih saya untuk mendampingi beliau.” Lanjut Pak Udin. Sementara kami berdua mendengarkan ceritanya.
Kondisi pandemi menjadi alasan pemerintah untuk mengurangi jumlah Jemaah, bahkan tahun kedua tidak memberangkatkan Jemaah haji. Syukurlah, setelah corona berlalu, keberangkatan Jemaah haji ke tanah suci kembali normal. Estimasi keberangkatan yang mulanya tahun 2022 mundur ke tahun 2024. Pak Udin akhirnya bisa berangkat menggantikan ibunya. Begitulah jalan Pak Udin menjadi tamu Allah.
Tentu rasa syukur dan bahagia dirasakan beliau. Segala persiapan pun mulai dilakukan. Memilih KBIH untuk mencari bekal ilmu tentang ibadah haji. Olah raga, cek kesehatan rutin dilakukan, dan tak lupa beliau juga belanja keperluan haji.
“Oh iya, Pak Di. Saya sempat bingung juga pas ada pengumuman pelunasan. Ternyata biayanya naik cukup banyak. Bagaimana tidak bingung dan galau, kenaikannya hampir tiga kali lipat tahun sebelumnya. Waktu pelunasan tinggal tiga bulan. Sementara uang hasil berdagang yang saya kumpulkan belum cukup.
Saya hanya bisa kembali pasrah dan memohon belas kasih-Nya. “Ya Allah, aku adalah tamu yang Kau undang. Aku sudah berusaha memenuhi semua persaratan untuk ke sana, tetapi uang yang kukumpulkan belum cukup. Aku pasrahkan urusanku pada-Mu ya Allah. Engkau Maha Kaya dan Maha Bijaksana.”
Beberapa minggu kemudian, ada beberapa langganan Pak Udin yang datang untuk melunasi tanggungan. Mereka membayar tunai. Akhirnya terkumpul uang sebesar empat puluh juta rupiah. Nominal tersebut sudah melebihi jumlah dana untuk pelunasan haji tahun 2024. Sungguh tidak dinyana. Alhamdulillah. Percayalah, Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka yang percaya kebesaran-Nya dan memenuhi panggilan-Nya. Tak terasa, kami sudah hampir sampai ke tempat tujuan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar